REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia menyebutkan biaya pemulangan Tenaga Kerja Indonesia overstayers dari Arab Saudi itu menghabiskan dana sebesar Rp 120 Miliar. "Dana kepulangan TKI overstayers diperkirakan sebesar Rp 120 Miliar yang berasal dari dana BNP2TKI, Menko Kesra dan Menlu," kata kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, saat menyambut kedatangan TKI di terminal 2D Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jum`at (18/2).
Mengenai besarnya jumlah dana yang dikeluarkan, Jumhur menuturkan hal tersebut karena pemerintah Arab Saudi tidak lagi menanggung biaya pemulangan para penghuni jembatan Khandara itu melalui kebijakan deportasi. "Karena tidak ada bantuan dari Arab Saudi, maka semua biaya kepulangan TKI ditanggung secara langsung oleh pemerintah Indonesia," katanya.
Selain itu, Jumhur juga menjelaskan pihaknya akan melakukan pengawasan secara ketat. Pasalnya, banyak warga bepergian ke Arab Saudi dengan modus umroh. Namun saat tiba di sana, mereka menjadi TKI.
Tak hanya itu saja. Warga juga cenderung nekad saat memilih menjadi TKI tanpa adanya bekal dan kemampuan. "Kedepannya, kami akan melakukan pengawasan agar tidak banyak warga Indonesia yang menjadi TKI tanpa memiliki kemampuan. Karena, dampaknya akan seperti ini yakni terlantar," katanya.
Pada Jumat (18/2), sebanyak 336 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) overstayers yang dikenal sebagai penghuni kolong jembatan Khandara, Jeddah, Arab Saudi, itu tiba di Indonesia. Mereka yang terdiri dari 302 TKI perempuan, 15 anak-anak dan 19 balita itu dipulangkan oleh Kemenlu dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia No. 981 dari Jeddah pada Kamis (17/2) malam. Pada Senin (14/2), sebanyak 301 TKI overstayers yang terdiri dari 234 TKI perempuan, 27 anak-anak, dan 40 balita sudah lebih dulu telah tiba di Indonesia.