REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Kelesuan sentra sepatu kulit Cibaduyut Kota Bandung akibat kegagalan menggulirkan antisipasi terhadap pengembangan kawasan itu. "Kelesuan Sentra Cibaduyut sudah diprediksi sejak 14 tahun lalu, namun tidak ada aksi yang tegas dalam penyelamatan kawasan itu," kata Ketua Dewan Pengembangan Ekonomi Kota Bandung Herman Muchtar di Bandung, Ahad.
Ia menyebutkan, 14 tahun lalu sebenarnya sudah diusulkan langkah-langkah antisipasi untuk mempertahankan eksistensi kawasan Cibaduyut. Namun tidak adanya aksi yang maksimal membuat kawasan itu menjadi lesu dan cenderung ditinggalkan konsumen.
"Strategi dan langkah antisipasi sebenarnya sudah tersusun sejak lama untuk Cibaduyut, namun aplikasinya tidak maksimal. Aksi tidak maksimal," kata Herman. Ia menyebutkan, pengembangan kawasan ekonomi potensial di Kota Bandung menjadi salah satu fokus Dewan Pengembangan Ekonomi Kota Bandung, termasuk merekomendasikan berbagai rencana antisipasi terkait program yang digulirkan.
Menurut Herman, selama ini banyak program strategis yang tidak diikuti dengan rencana antisipasi strategis untuk jangka menengah dan panjang. "Rencana antisipasinya hanya untuk jangka pendek, tidak ada untuk jangka menengah dan panjang. Paradigma itu perlu diperbaiki," kata Herman yang juga Ketua PHRI Jawa Barat itu.
Ia menyebutkan, tidak hanya sentra Cibaduyut, sejumlah kawasan lain di Kota Bandung juga memerlukan penataan untuk progresnya dalam jangka panjang.