REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua harian koalisi, Aburizal Bakrie, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersepakat untuk tetap berada di dalam koalisi. SBY bahkan memahami sikap golkar yang tetap mendorong adanya hak angket untuk mafia pajak dan penyelesaian kasus bailout Bank Century.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, seusai pertemuannya dengan SBY di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/3). “Iya sepakat. Tujuannya untuk memperbaiki koalisi menjadi lebih baik,” kata Ical.
Maka, menurut Ical, Golkar akan tetap berada di dalam koalisi. Namun, dirinya dengan Presiden akan menyusun kesepakatan baru yang lebih objektif demi menciptakan komunikasi yang lebih baik. “Nanti secara bersama-sama kita benahi dan kita cari objektifnya untuk tujuan yang lebih baik. Yakni, untuk kesejahteraan rakyat,” tandas Aburizal.
Presiden SBY, menurut Ical, tidak mengajukan permintaan apapun. SBY hanya berharap agar ke depannya masalah kecil seperti yang terjadi belakangan ini mudah-mudahan tidak menjadi suatu hal yang bisa menghambat kemajuan bernegara.
“Kita sepakat bahwa ini tinggal 3,5 tahun lagi. Efektifnya tiga tahun dalam pemerintahan,” ucap dia. Keduanya sepakat bahwa sisa waktu tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal agar kesejahteraan rakyat bertambah baik.
Ical juga mengatakan SBY memahami sikap Golkar yang seringkali berseberangan dengan keputusan Partai Demokrat. “Beliau mengetahui dasarnya apa,” ujarnya. Karena itulah, Ical memastikan fraksi Golkar akan tetap kritis di DPR.