REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Berita Utama halaman depan harian The Age menulis berita berdasarkan data kabel rahasia Kedubes Amerika Serikat di Jakarta itu. Data tersebut antara lain mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan intelijen Indonesia untuk memata-matai para pesaing politiknya. SBY setidaknya satu kali meminta intelijen untuk memata-matai seorang menteri senior di dalam pemerintahannya.
Dalam tulisan itu, menteri senior yang dimaksud adalah mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra. Ketika dihubungi Republika, Yusril mengaku langsung mengubungi mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Syamsir Siregar, untuk mengklarifikasi pemberitaan itu.
"Syamsir Siregar, yang saya hubungi (Jumat, 11/3) pagi ini, hanya tertawa mendengar berita itu," kata Yusril ketika dihubungi, Jumat (11/3).
Yusril menambahkan Syamsir tidak mengiyakan dan juga tidak membantah. Menurut Yusril, Syamsir hanya berkata,"Saya masa bodoh saja.''
Konon, kata Yusril, Syamsir Jumat (11/3) pagi ini dihubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadap sehubungan pemberitaan dua media terkemuka Australia itu. "Namun, dia mengaku sibuk dan belum berkesempatan datang," kata Yusril menegaskan.