Senin 14 Mar 2011 11:43 WIB

PM Jepang: Ini Krisis Terberat Setelah Perang Dunia II

Naoto Kan
Foto: AP
Naoto Kan

REPUBLIKA.CO.ID, SENDAI - Di tengah kritik atas lambannya penanganan pascagempa, Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, mengajak rakyatnya bersatu melakukan upaya penyelamatan dan bangkit dari keterpurukan.

"Dalam 65 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II, ini adalah yang paling sulit dan krisis yang paling berat bagi Jepang," kata Perdana Menteri Naoto Kan wartawan pada konferensi pers yang disiarkan televisi.

"Kita bangsa  Jepang memiliki banyak kesulitan di masa lalu, tapi kami mampu mengatasi kesulitan-kesulitan untuk mencapai masyarakat yang damai dan sejahtera. Kita telah mampu membangun," kata Kan. "Jadi berkaitan dengan gempa dan tsunami, saya yakin bahwa orang Jepang bisa bersatu untuk bekerja sama."

Dia menambahkan, "Saya minta Anda masing-masing, silakan ambil peran, dan memperdalam ikatan Anda dengan anggota keluarga Anda, tetangga Anda dan orang-orang di komunitas Anda untuk mengatasi krisis ini sehingga Jepang bisa menjadi tempat yang lebih baik. Kita bisa melakukannya bersama-sama."

Dalam kesempatan itu, Kan juga menyerukan akan ada pemadaman listrik bergulir di beberapa daerah untuk menjaga pasokan listrik selama pekerja mencoba untuk memperbaiki pembangkit listrik yang rusak akibat gempa.

Jumlah korban tewas dalam tragedi tersebut mendekati angka 1.600 pada hari Ahad, dengan lebih dari 1.900 terluka dan hampir 1.500 hilang, kata Badan Kepolisian Nasional. Sejauh ini, sekitar 15 ribu orang telah diselamatkan, Kyodo News Agency melaporkan Senin.

Pejabat Jepang mengoreksi magnitude gempa menjadi 9,0 pada hari Ahad, tetapi US Geological Survey menyebut kekuatan gempa 8,9 pada skala Ritchter.

sumber : CNN
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement