REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA - Tingkat radiasi yang di atas ambang batas aman Rabu pagi memaksa para pekerja darurat menarik diri dari lokasi PLTN. Para teknisi menyiram reaktor nuklir dengan air laut dalam kepanikan untuk mendinginkan reaktor harus mundur pada akhir pagi. Namun sore harinya, operator pabrik memerintahkan para teknisi kembali ke situs pada malam hari setelah tingkat radiasi mereda.
Pada jam-jam itu, tidak jelas apa operasi lanjutan. Pejabat hanya memberikan informasi sepotong-sepotong tentang reaktor.
Tetapi kantor berita Reuters melaporkan, kondisi di pabrik Dai-ichi Fukushima tampaknya memburuk. Awan putih uap seperti melayang dari satu reaktor yang, kata pemerintah, kemungkinan memancarkan ledakan radiasi yang menyebabkan penarikan pekerja. Operator pabrik melaporkan terjadi kebakaran di reaktor lain untuk kedua kalinya dalam dua hari.
Pada satu titik, NHK nasional menunjukkan helikopter militer melakukan survei tingkat radiasi di atas kompleks, mempersiapkan diri untuk membuang air ke reaktor yang paling bermasalah dalam usaha putus asa untuk endinginkannya. Namun Kementerian Pertahanan kemudian mengatakan mereka hanya melakukan penerbangan latihan, dan tidak punya rencana untuk membuat drop air di udara.
"Kecemasan dan kemarahan dirasakan oleh orang-orang di Fukushima telah mencapai titik didih," kata gubernur Prefektur Fukushima, Yuhei Sato, dengan kesal dalam sebuah wawancara dengan NHK. Dia mengkritik persiapan untuk evakuasi jika kondisi memburuk dan mengatakan pusat tidak siap untuk evakuasi puluhan ribu orang, karena tidak memiliki cukup makanan panas dan kebutuhan dasar.
Jutaan orang berjuang untuk hari kelima dengan sedikit makanan dan air panas, untuk melawan suhu dingin yang berubah menjadi salju di banyak daerah. Polisi mengatakan lebih dari 452 ribu orang tinggal di tempat penampungan sementara, sering tidur di lantai di gimnasium sekolah.