Kamis 17 Mar 2011 11:58 WIB

The Australian: SBY Mendobrak Korupsi

Halaman utama koran The Age yang menuding Presiden SBY terlibat melindungi koruptor
Foto: The Age
Halaman utama koran The Age yang menuding Presiden SBY terlibat melindungi koruptor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Redaktur internasional harian The Australian Greg Sheridan, Kamis (17/3), menulis kolom dengan judul 'Presiden Indonesia yang mendobrak korupsi' yang intinya mengapresiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pendorong utama dan bekerja keras untuk melawan korupsi dan pemerintahan yang buruk dalam masyarakat Indonesia.

Berikut adalah terjemahan bebas dari kolom yang ditulis Sheridan: "Terlepas dari pemberitaan WikiLeaks, kontribusi utama SBY bagi kehidupan Indonesia adalah untuk mengurangi korupsi dan meningkatkan kualitas pemerintahan. Kabel WikiLeaks menuduh keluarga SBY terlibat dalam bisnis yang berusaha untuk mengambil keuntungan dari kedekatan mereka kepada Presiden, dan bahwa SBY memberikan tekanan untuk menghentikan penuntutan dan telah menggunakan badan intelijen negara untuk mengumpulkan informasi intelijen politik tentang tokoh politik lainnya dalam peta politik Indonesia.

Berita kabel itu juga menuduh bahwa mantan wakil presiden era SBY, Yusuf Kalla, menghabiskan banyak uang untuk mengamankan posisinya sebagai ketua Partai Golkar (bukan partai SBY). Penting untuk dicatat bahwa SBY menolak semua tuduhan dan tidak satupun dari isi kabel terkait SBY tersebut terbukti.

Sebelum ia memasuki kancah politik, SBY adalah seorang Jenderal tentara Indonesia, di mana dalam peringkat tertentu, tidak jarang uang harus berpindah tangan dalam hubungannya dengan promosi jabatan. Hal ini membuat Indonesia unik. Situasi yang mirip dengan abad ke-18 Inggris.

Demikian pula, tentara Indonesia hingga hari ini, terlibat dalam banyak kegiatan bisnis yang besar. Para perwira senior yang terlibat umumnya menghasilkan uang, namun mereka juga menggunakan dana tersebut untuk menjalankan unit mereka. Reputasi SBY dalam tentara tersebut adalah bersih.

Indonesia merupakan negara dengan 240 juta orang. Politik di Indonesia sangat kompleks dan luas. Seperti halnya politik demokratis, mereka melibatkan banyak uang. Politisi senior seringkali harus mendapatkan dan membuang banyak uang, mungkin secara tidak langsung, meskipun mereka tidak mengambil keuntungan dari itu secara pribadi.

Indonesia masih merupakan negara miskin dan korupsi tersebar luas. Misalnya apa yang anda sebut korupsi gaji, di mana setiap individu mencoba untuk mendapatkan kemampuan hingga titik mana mereka harus mampu menghidupi keluarga mereka. Tidak ada keraguan sama sekali apabila dibandingkan dengan mantan pemimpin Asia seperti Suharto atau Ferdinand Marcos, SBY merupakan pilar kesopanan dan tata pemerintahan yang baik.

Suharto dan Marcos menggunakan kekuasaan mereka terhadap keputusan yang dibuat yang merupakan bagian dari ekonomi negara yang jatuh ke tangan atau keluarga mereka. Hal seperti itu tidak terjadi di bawah SBY. Dalam beberapa hal, SBY telah mengecewakan pendukungnya sejak ia terpilih kembali karena langkah reformasi sangat lambat.

Namun, SBY adalah pencipta dan memungkinkannya berkembang Komisi Pemberantasan Korupsi di Indonesia, KPK yang telah berhasil menempatkan banyak koruptor Indonesia hingga pada tingkat yang sangat senior masuk ke dalam penjara. Dengan standar yang memadai, SBY harus dinilai menjadi pelebur korupsi dan seseorang yang telah mencoba untuk meningkatkan kualitas pemerintahan," demikian ditulis Greg Sheridan dalam kolomnya di harian The Australian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement