REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN--Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pariaman, Sumatera Barat, tahun 2010 menargetkan menangkar 5000 ekor penyu. Namun sejauh ini rencana baru terealisasi sebanyak 3200 ekor.
"Masih ada sekitar 225 ekor lagi di lokasi penangkaran Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pariaman," jelas Kepala DKP Pariaman, Agusriatman, di Pariaman, Sabtu (10/7) Jumlah tersebut, katanya, meliputi 185 ekor penyu jenis Lengkang (Lepidocheyls Olivacea) berusia satu minggu, 30 ekor Penyu Hijau (Chleonia Mydas) usia tiga bulan, dan 10 ekor Penyu Hijau, Lengkang, dan Sisik (Eretmochelys Imbricata) berusia dewasa. "Kira-kira masih ada 600 telur lagi yang dalam proses pengeraman di kotak penetasan," imbuhnya.
Sementara, Kepala Seksi Konservasi DKP Pariaman, Zainal menambahkan, di KKLD Pariaman pengeraman dilakukan dalam ruangan yakni menggunakan kotak berisi pasir. Ada pula sebagian pengeraman dilakukan di luar ruangan.
Ia mengatakan, perubahan suhu tidak memengaruhi proses pengeraman, karena suhu di dalam kotak pasir dapat diatur, bila terlalu tinggi dapat diberi air supaya suhunya normal. "Suhu normal di dalam kotak pasir yakni berkisar 27 hingga 31 derajat celcius, demikian pula yang di luar ruangan," ujarnya.
Ia mengaku, hujan menjadi kendala, sebab pasir di luar ruangan menjadi padat sehingga saat menetas, penyu tak bisa naik ke permukaan. Meski begitu, pihaknya mengantisipasi hal buruk yang dapat terjadi dengan penyu, dengan membantu penyu naik permukaan. Sebelumnya penyu harus diintai apakah sudah menetas atau belum, dengan melihat pasir yang tiba-tiba bentuknya menjorok ke dalam. DKP juga mengantisipasi eksploitasi besar-besaran terhadap penyu dengan membeli telur penyu dari masyarakat Rp3000 per butirnya.