REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengancam akan mempidanakan para pelaku kekerasan saat pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS) yang saat ini sedang berlangsung. "Hukum pidana kan berlaku. Siapa pun di mata hukum kan sama," kata Foke (panggilan Fauzi Bowo) di Balaikota DKI Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan DKI telah mengeluarkan surat edaran mengenai larangan tindak kekerasan selama MOS berlangsung. "Arah orientasi kan jelas untuk adaptasi, bukan untuk menunjukkan arogansi apalagi kekerasan, itu saya kira tidak pada tempatnya. Dan itu sudah kita edarkan kepada siapa saja untuk dihindari bahkan dilarang," kata gubernur.
Menurut Foke, ada banyak cara untuk melakukan orientasi pada siswa tanpa kekerasan sehingga sekolah diingatkan untuk melakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan MOS.
Sementara itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta membantah adanya pemberitaan satu siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Tanah Merdeka, Jakarta Timur bernama Muhammad Rajib meninggal dunia saat mengikuti MOS atau Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) tahun ajaran 2010/2011.
"Itu peristiwa tahun lalu. Sama persis kejadiannya. Tahun ini MOPDB berjalan dengan sangat bagus dan aman," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto. Pelaksanaan MOPDB tingkat SMA/SMK baru akan dilakukan mulai pekan depan yaitu Senin-Rabu, 19-21 Juli 2010. Sedangkan MOPDB yang sudah berlangsung pada Senin-Rabu, 12-14 Juli 2010 baru pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan SMP.
Untuk tahun ajaran 2010/2011 ini, Taufik menyebut pihaknya melakukan pantauan dan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan MOPDB baik disekolah negeri maupun swasta dan telah memberikan himbauan kepada pihak sekolah agar tidak melakukan MOPDB secara berlebihan, khususnya tidak menggunakan kekuatan fisik dalam memberikan orientasi kepada siswa baru. "Sampai sejauh ini, MOPDB SD dan SMP yang sudah berlangsung berjalan sangat bagus," katanya.