REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA--Menjelang Ramadhan, sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU) dipadati oleh warga yang ingin ziarah ke makam keluarga masing-masing.Akibatnya, kemacatan tidak terhindari di sepanjang Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jl. TPU Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu.
Staff TPU Pondok Rangon Hambali (54) mengemukakan, ribuan warga memadati TPU Pondok Rangon untuk ziarah. "Tiap tahun menjelang bulan puasa, Idul Fitri, Paskah, Natal dan tahun baru memadati makam untuk melakukan ziarah," katanya.
Dia mengemukakan, kemacetan di jalan dan masuk menuju TPU dapat diatasi karena adanya partisiasi organisasi masyarakat Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) yang ikut terlibat membantu lalulintas, dan mengatur perparkiran. "Mereka suka rela, tidak memaksa para pengunjung untuk membayar uang parkir," kata Hambali, yang juga Ketua FORKABI Cipayung.
Namun, katanya, untuk masuk ke dalam TPU disediakan karcis parkir, baik kendaraan bermotor, dan yang menggunakan mobil. Menurutnya, sebanyak 20 anggota FORKABI dikerahkan untuk mengatur lalu lintas, dan mengatur perparkiran di sekitar TPU.
Menurutnya, sekitar 600 mobil dan 1200 motor lalu lalang di sepanjang TPU. "TPU menyediakan lahan perparkiran dan areal dagang bagi pedagang sehingga tidak semrawut," katanya.
Meski lahan parkir disediakan, akan tetapi para pengunjung TPU kadang memarkirkan sepeda motornya tidak jauh dari makam. Dia mengemukakan, banyaknya pedagang musiman yang memadati sepanjang TPU.
Sementara itu, pedagang bunga tabur H. Chozin (56) mengakui, TPU lebih ramai dikunjungi berbagai warga masyarakat, dari hari biasanya.
Dia mengemukakan, sebanyak 2000 kantong, dan 5000 botol air dagangannya ludas terjual dibeli para pengunjung TPU. "Dua kantong seharga Rp5000, dan satu botol dijual Rp3000," kata Chozin.
Dia tidak menghitung seluruh hasil penjualannya akan tetapi, katanya, keuntungan penjualan lima kali lipat dari hari biasanya.
Chozin mengutarakan, berjualan di TPU Pondok Rangon sudah dilakoninya sejak 1996. Di tempat yang sama, pedagang kopiah, Adika mengemukakan, sepi dari penjualan. Dia mengemukakan, dari 150 kopiah berbagai bentuk, hanya dua yang laku terjual. "Ya , mungkin, ini rejeki saya," katanya.
Di tempat yang sama, petugas pembersih makam Armin (57) mengatakan, hanya memperoleh Rp13 ribu dari hasil membersihkan makam dari pengunjung TPU. "Tapi setiap bulannya, saya dapat Rp 600 ribu dari merawat beberapa makam di TPU," katanya.
Salah seorang pengunjung TPU, Susmono (37), Warga Jl. Husein Sastra Negara RT 15/5,Benda, Tangerang mengatakan, dia datang ke TPU bersama dengan keluarga dan sanak familinya."Orang tua, dan keluarga saya di makam disini, makanya sebelum puasa, dan Idul Fitri saya nyekar kesini," katanya.
Dia mengemukakan, TPU Pondok Rangon sangat sejuk, dan kebersihan makam terurus. Asal, terangnya, membayar kewajiban pajak makam, dan biaya kebersihan lainnya. "Sayangnya, akses menuju jalan TPU sempit sehingga menimbulkan kemacetan," katanya.
Di tempat lain, Kepala TPU Cilangkap, Syakim Sulaiman (45) mengatakan, TPU Cilangkap merupakan tanah wakaf H.Jeran Bin Majir yang diwakafkan seluas 2 hektar, untuk pemakaman masyarakat sekitar. "Pemakaman ini khusus warga beragama Islam," katanya. Syakim mengemukakan, sekitar 500 pengunjung memadati TPU Cilangkap.