REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Warga Jakarta diminta untuk mematikan lampu pada 26 Maret 2011 selama satu jam yakni pukul 20.30 hingga 21.30. Sebab, hari itu akan dilakukan earth hour. Jika tahun-tahun sebelumnya hanya dilakukan di kawasan Sudirman-Tharim, earth hour kali ini diharapkan bisa mencakup komunitas yang lebih luas.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan peringatan earth hour yang ketiga ini akan dipusatkan di gedung Balai Kota DKI Jakarta. Ia meminta agar earth hour bukan sekadar mematikan lampu atau menghemat penggunaan listrik. “Kita ingin melihat ini sebagai way of life,” kata Fauzi.
Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, mengharapkan kegiatan ini tidak dilakukan setahun sekali saja. Terlebih lagi untuk wilayah Jakarta seharusnya bisa dilakukan beberapa kali. Misalnya saat peringatan Hari Bumi pada 22 April atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni.
Terlebih lagi earth hour ini memberikan pengaruh besar terhadap Jakarta. Dengan mematikan lampu dan alat elektronik tak terpakai selama satu jam, itu dapat memberikan kontribusi kepada penghematan listrik di Jakarta.
“Apabila 10 persen warga Jakarta berpartisipasi, maka kota ini dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300 MWh,” katanya. Angka ini sama dengan mematikan satu pembangkit listrik dan menyalakan sekitar 900 desa. Selain itu, aksi itu dapat mengurangi 267,3 ton CO2.
Direktur Eksekutif/CEO WWF Indoensia, Erfansjah, mengatakan peringatan earth hour pada 26 Maret dipilih berdasarkan perhitungan equinox. Yakni, perhitungan perjalanan matahari di bumi. Tanggal tersebut merupakan tanggal yang paling tepat karena jangka waktu harinya paling panjang. “Karena mengikuti perputaran bumi, setelah tanggal tersebut lamanya hari akan lebih berkurang,” katanya.