Senin 14 Jun 2010 19:14 WIB

Tak Hanya Wartawan Trans TV yang Terima Ancaman

ilustrasi
Foto: .
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Tak hanya wartawan Trans TV Khaerudin Imawan yang menerima ancaman pembunuhan. Sejumlah aktivis Cirebon yang turut dalam aksi unjuk rasa mengkritisi kebijakan Walikota di Balai Kota Cirebon beberapa waktu lalu juga diancam melalui SMS oleh orang tak dikenal. Mereka  melaporkannya ke Polresta Cirebon pada hari Minggu.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, SMS ancaman tersebut dikirim ke lima orang aktivis yaitu Subhanudin Alwy, Ketua Dewan Kesenian Cirebon (DKC), Ujang Kusuma Atmawijaya, koordinator unjuk rasa, Dedi Setiawan anggota Forum Aktivis 80, Masril Arizal dari Forum Masyarakat Peduli Cagar Budaya Cirebon (Formal CBC), dan wartawan Trans TV Khaerudin Imawan.

Kelimanya mendapat SMS dari nomor 08179078991 berisi ancaman jika tidak behenti mengkritisi kebijakan pemerintahan Walikota Subardi akan dibunuh. "Saya mendapat SMS ancaman tersebut pada pukul 22.47.16 WIB berisi ancaman dengan bahasa kasar yang menyuruh saya untuk berhenti mengkritik kebijakan Walikota Cirebon, jika tidak katanya saya akan dibunuh," kata Alwy saat di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta Cirebon.

Alwi menduga SMS tersebut berkaitan dengan aksi besar-besaran beberapa waktu lalu bersama Sultan Kanoman XII Cirebon Sultan Muhammad Emirudin terkait kebijakan Walikota Cirebon yang sudah tidak berpihak kepada masyarakat.

Alwy menyayangkan adanya pihak yang tidak puas dengan aksinya tersebut namun menyampaikannya dengan cara yang tidak elegan seperti ini yang sudah mengarah pada kekerasan dan intimidasi.

"Sebenarnya aksi kami bersama Sultan Kanoman adalah hal yang wajar dan biasa terjadi dalam kehidupan bernegara. Pengirim SMS tersebut menandakan dia bukan seorang yang elegan bahkan pengecut hanya bisa memprotes melalui SMS tanpa berani memperlihatkan wajahnya," tegas Alwy geram.

Hal senada juga diungkapkan Ujang Kusuma Atmawidjaya selaku koordinator aksi waktu itu mengatakan ancaman terhadap para aktivis Cirebon adalah tindakan yang tidak jantan yang justru malah dianggap merupakan upaya pembunuhan karakter seorang Walikota Cirebon. "Ini malah membuktikan kegagalan pemerintahan Subardi. Unjuk rasa kami kemarin bersama Sultan Kanoman sebagai teguran untuk Walikota bekerja lebih baik. Dengan adanya ancaman ini berarti sikap kritis dibantah dengan aksi premanisme. Apa ini yang dinamakan demokrasi?" kata Ujang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement