REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO— Harga kebutuhan pokok di kawasan Sidoarjo, Jawa Timur, terus melambung. Harga cabe yang paling menonjol, kenaikannya mencapai 200 persen lebih, dari harga awal sekitar Rp 15 ribu per kg, kini mencapai Rp 50 ribu per kg.
Begitu juga dengan harga kebutuhan lainnya. Praktis, para pedagang, khususnya pedagang makanan, mengeluh. Sebab, kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut sangat berpengaruh terhadap dagangannya.
‘’Akibat kenaikan harga kebutuhan pokok itu, pendapatan kami menurun sampai 40 persen. Sebab, kami tidak berani menaikkan harga jualan. Kami hanya bisa mengurangi porsi saja,’’ ujar Subagio, pedagang makanan di kawasan Stasiun Sidoarjo, Selasa (13/7).
Sejauh ini, pembeli menyadari, sejumlah harga kebutuhan pokok yang melonjak tak terkendali. Harga cabe rawit naik dari semula Rp 15 ribu naik menjadi Rp 50 ribu per kg. Harga gula pasir, melonjak menjadi Rp 10 ribu dari Rp 8 ribu per kg.
Bahkan, berbagai merek rokok juga ikut naik bervariasi sekitar Rp 500 per bungkus. Subagio mengatakan, sejumlah pedagang mengaku kenaikan harga barang kebutuhan pokok dipicu perubahan iklim serta rencana kenaikan bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik. Namun, hingga kini dia tak bisa berbuat banyak atas kenaikan harga tersebut.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo, Tjarda, berdasarkan hasil pemantauan harga kebutuhan pokok di lapangan memang naik antara 9,5 persen hingga 17,6 persen. Pantauan dilakukan di empat pasar tradisional antara lain Pasar Larangan, Pasar Krian, Pasar Porong, dan Pasar Taman.