REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kepala Dinas Sosial Jawa Barat (Dinsos Jabar), Enny Heryani Ratnasari, khawatir terhadap dampak yang ditimbulkan akibat program pembersihan anak jalanan (anjal) 2011 yang dicanangkan DKI Jakarta. Dia justru takut Jabar akan menjadi daerah pelarian dari anjal yang tinggal di Jakarta.
Berdasarkan data yang dipaparkan dari Dinsos Jabar pada 2009, terdapat 3.192.013 orang yang memiliki permasalahan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dengan 22 jenis. Di antara jumlah tersebut, jumlah anjal tercatat 6.776 orang yang tersebar di 26 kabupaten/kota, dengan jumlah terbesar berada di Kabupaten Cirebon sebanyak 1.260 orang dan Kota Bandung sebanyak 573 orang.
“Kita harus mengantisipasi serbuan anjal dari Jakarta ke Jabar. Kami tengah menyusun proposal antisipasinya kepada Kemensos RI,” ungkap Enny yang ditemui Republika, di Hotel Golden Flower, Bandung, Selasa (27/7) pagi.
Selain itu, minimnya anggaran yang dimiliki Dinsos Jabar juga menjadi permasalahan sendiri dalam mengatasi permasalahan PMKS, termasuk anjal. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jabar 2010 sebesar Rp 7,7 triliun, Dinsos Jabar hanya mendapatkan anggaran sebesar 0,3 persen.
Akibatnya, banyak permasalahan sosial yang dimiliki Jabar dan tidak dapat diatasi dengan maksimal. Maka dari itu, ia akan memfokuskan sekitar 5-7 dari 22 jenis PMKS di Jabar yang akan diselesaikan. Idealnya, anggaran untuk Dinsos Jabar minimal sebanyak lima persen dari APBD.