REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI--Alat pendeteksi gempa dan tsunami milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Jawa Timur, yang dipasang di Puncak Gunung Srawet Desa Kebondalem Kecamatan Bangorejo, diduga dirusak dan dicuri orang.
Kepastian hilangnya peralatan penting untuk memantau terjadinya gempa dan tsunami secara nasional itu setelah petugas BMKG Kelas III Banyuwangi melakukan pengecekan di lapangan, Rabu. Petugas BMKG hanya menemukan beberapa sisa peralatan yang ditinggal pelaku di sekitar lokasi kejadian.
Akibat kejadian ini, BMKG tidak saja menderita kerugian materi Rp500 juta lebih, tetapi saat ini BMKG juga tidak bisa melakukan pendeteksian terhadap segala kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami di beberapa wilayah Indonesia.
Menurut Gusmin, petugas penjaga sensor gempa Kantor BMKG Kelas III Banyuwangi hanya mendapati sisa-sisa perusakan alat yang telah hilang dari tempatnya. Bahkan, pelaku yang diduga lebih dari dua orang itu tidak puas merusak serta mencuri peralatan penting tersebut, tetapi juga merobohkan tower milik BMKG yang berfungsi sebagai tiang pemancar laporan hasil pendeteksi gempa dan tsunami. Sehingga praktis peralatan milik negara tersebut tidak dapat berfungsi karena hanya tersisa satu lembar solarsel dan itupun juga sudah rusak.
Kepala BMKG Kelas III Banyuwangi, Arif Triyono, mengaku tidak habis pikir atas hilangnya peralatan pendeteksi gempa dan tsunami tersebut. Sebab kerugian atas hilangnya peralatan itu tidak hanya dari sisi kerugian materinya, tetapi bagaimana dengan ancaman bahaya tsunami bisa dideteksi sejak dini ketika peralatan sudah tidak ada.
Padahal, peralatan tersebut diperuntukkan bagi pemantauan terhadap bencana alam gempa dan tsunami di kawasan timur Pulau Jawa dan sebagian kawasan Indonesia Timur. Berdasarkan hasil laporan petugasnya, kata Arif Triyono, pelaku yang lebih dari dua orang itu diduga masuk dengan cara menjebol pagar kawat berduri, dan kemudian membongkar paksa banker yang berisi panel sensor dan perangkat solarsel.
Harganya memang mahal, tetapi yang lebih berharga lagi adalah informasi yang bisa dikirimkan lewat alat ini juga tidak kalah berharganya. Apalagi, potensi gempa dan tsunami di kawasan Samudera Hindia sangat tinggi yang diakibatkan karena terjadinya pergerseran lempeng bumi di kawasan tersebut.
Karena itu, pihaknya hanya berharap pelaku bisa segera mengembalikan peralatan pendeteksi gempa dan tsunami tersebut karena betapa pentingnya keberadaan alat ini bagi pemantauan dini terjadinya gempa dibawah Samudera Hindia serta dampak yang ditimbulkan, seperti tsunami.