REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO--Tiga pusat semburan lumpur bercampur material air dan pasir muncul lagi di kawasan luar peta terdampak lumpur Lapindo. Ketiga pusat semburan lumpur dengan tekanan tinggi itu muncul di kawasan komplek Pondok Panti Asuhan Nurul Azhar, di Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo sejak Kamis (19/8).
Semburan paling kuat ada di tengah kompleks pondok yang didirikan KH Rohim Nur, mantan Ketua Muhammadiyah Jatim itu. Tepatnya, di rumah Masrukhi, pengasuh Panti Asuhan Nurul Azhar Jatirejo itu. Ketinggian semburan lumpur tersebut mencapai sekitar tujuh meter. Sedangkan dua semburan lainnya, ada di kawasan kompleks Pondok Panti Asuhan Nurul Azhar ini.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan bila tiga semburan sumber bercampur material pasir dan lumpur itu sebenarnya terjadi sejak Rabu (18/8) sore. Hanya saja, sumber tersebut mulai membesar sekitar pukul 09.00 WIB, Kamis (19/8).
Air dengan tekanan tinggi itu keluar dari bekas sumur bor, yang terletak di tengah komplek panti asuhan. Diprediksi, semburan lumpur itu muncul karena kandungan gas di bawah tanah lumpur lapindo Porong mulai aktif lagi.
‘’Kandungan gas dari semburan itu memang tidak terlalu bahaya. Namun, tetap saja itu akan sangat mengganggu. Apalagi, airnya terus mengalir menggenangi pondok Panti Asuhan Nurul Azhar,’’ papar Ketua Yayasan Panti Asuhan Nurul Azhar, Masluh.
Hal senada juga diungkapkan Pengurus Panti Asuhan Nurul Ashar, Siti Asyiah. Menurut dia, semburan gas tersebut mengakibatkan semua aktivitas pondok dihentikan.
Sementara itu Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mulai melakukan pipanisasi pada ketiga semburan baru itu. Dimulai dari titik semburan, lumpur kemudian dialirkan lewat saluran air di sekitar lokasi kejadian.
Staf BPLS, Riko Rofi, mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisa sementara terhadap pemeriksaan kandungan gas metan yang keluar bersama semburan air dan pasir itu dinilai tidak berbahaya. Alasannya, kandungannya masih di bawah 10 persen atau normal.