Ahad 29 Aug 2010 04:01 WIB

Aduh...Tumpahan Minyak Mentah Cemari Perairan Sumenep

Rep: k-1/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP-–Perairan di sekitar Pulau Madura tercemar minyak. Sekitar 80 ribu barel minyak mentah tumpah dari kapal tanker milik PT Kangean Energy Indonesia (KEI) yang terbakar di perairan Sepanjang, Kecamatan Sapekan, Kabupaten Sumenep, Madura, Sabtu (28/8) pagi.

Kapal tersebut posisinya miring dan muatan minyak mentahnya tumpah membentuk gumpalan sampai radius puluhan kilometer di perairan yang terkenal bersih itu. Sedangkan sebanyak 29 awak kapal bisa menyelamatkan diri sesaat setelah terdengar ledakan yang disusul kebakaran pada pukul 10.00 WIb itu. Posisi kapal berada sekitar 500 meter dari daratan.

‘’Suara ledakan itu kuat sekali dan menggelegar sehingga terdengar dari jauh dan menakutkan bagi warga pesisir Desa Sepanjang. Setiap ledakan disertai kobaran api yang menggunung ke angkasa,’’ ungkap Kepala Desa Sepanjang, Hamsuri.

Saat itu juga warga Desa Sapanjang bersama karyawan PT KEI berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun, api sulit dijinakkan, kendati angin laut dan ombak tidak terlalu kencang.

Kobaran api tetap menyala lama di atas kapal tanker dan minyak mentah yang tersimpan di lambungnya tumpah ke laut tanpa tak bisa dihentikan. “Seumur hidup saya, baru kali ini menyaksikan kobaran api yang mengerikan, “ ujar Hamsuri.

Mohammad Nasir, warga pesisir Desa Sapanjang, mengaku sangat prihatin atas kejadian tersebut. “Tahun lalu pipanya yang bocor, juga terjadi pada bulan Ramadlan. Sekarang kapalnya yang meledak “ ujarnya.

Kini laut Sapeken yang terkenal bersih dan terumbu karangnya bisa terlihat dari atas perahu atau kapal, lanjut Nasir, dipenuhi gumpalan minyak tanah mentah berwarna hitam pekat, seperti aspal. Sampai menjelang sore, tumpahan minyak mentah itu sudah mencapai puluhan kilometer, meliputi wilayah laut Sepanjang, Sapongkor, dan Pagerungan kecil.

“Saya tidak tahu, sejauh mana tanggung jawab PT KEI dalam membersihkan laut di seputar Pulau Sapeken dan sekitarnya. Sebab, tumpahan minyak itu akan sangat merugikan nelayan “ tutur Nasir.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumenep, Habib Abdul Mutallib, mengaku belum mengetahui detail musibah itu. Timnya sedang melakukan investigasi dan menunggu laporan stafnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement