REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS--Hujan deras yang turun sejak petang hingga malam pada Senin (30/9), menimbulkan musibah di Kabupaten Banyumas. Sebanyak enam warga dipastikan meninggal akibat bencana longsor di Dusun Gemulung Desa Kemawi Kecamatan Somagede.
Dalam musibah longsor tersebut, yang menjadi korban terdiri lima orang yang merupakan satu keluarga dari Martaja Nadar (55 tahun), dan seorang tetangganya bernama Aminah (50). Hingga Selasa sore (31/8), baru empat jenazah yang ditemukan. Keempatnya terdiri dari Aminah, Yanto (34) yang merupakan anak mantu Nadar, Yani (28) istrinya, dan Ayu, anaknya yang masih berumur 2 bulan. Sedangkan yang belum ditemukan, adalah Nadar dan isterinya yang bernama Dimen (50).
Beberapa warga yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, musibah itu terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Musibah longsor, diperkirakan dipicu oleh hujan deras yang sejak petang memang mengguyur sebagian besar wilayah Banyumas. ''Saat peristiwa terjadi, warga sekitar lokasi kejadian mendengar suara gemuruh yang sangat keras. Saat itu kami sudah memperkirakan pasti ada tanah langsor,'' kata salah seorang warga, Samiarto (56).
Namun Samiarto mengaku, sebagian besar warga saat itu belum bisa memastikan wilayah mana yang longsor. Apalagi wilayah warga yang tinggal di Dusun Gemulung tergolong tidak terlalu banyak, dan mereka tinggal terpencar-pencar di beberapa lokasi di bawah bukit.
''Baru sekitar setengah jam kemudian kami mendengar suara kentongan dari masjid Dusun Gemulung yang memberitahukan bahwa bukit di atas rumah Pak Nadar mengalami longsor, dan menimpa dua rumah yang ada di bawahnya,'' kata Samiarto. Namun dia menyebutkan, warga tidak bisa melakukan upaya pertolongan apa pun, karena situasi masih gelap dan hujan masih turun dengan deras.
Pencarian korban dilakukan setelah sahur
Baru setelah usai waktu sahur dan hujan mulai reda, beberapa warga dengan membawa patromak mendekati lokasi longsor. ''Saat itu, kami menyaksikan rumah Pak Nadar yang memang merupakan bangunan semi permanen, sudah rata dengan tanah. Sedangkan rumah Aminah yang berada di bawah Rumah Nadar, tertimba sebagian,'' kata Samiarto.
Wasno (34), warga lain yang ikut melakukan upaya pencarian jenazah korban menuturkan, sebelum musibah itu terjadi, dia sempat bertemu Yanto saat melaksanakan Shalat Tarawih di Masjid Dusun Gemulung. Bahkan setelah shalat, Yanto mengaku tidak langsung pulang karena akan mampir ke rumah orang tuanya sebentar. ''Tapi kemungkinan di rumah orang tuanya itu, Yanto hanya sebentar. Soalnya, ternyata dia juga ikut menjadi korban longsor,'' katanya.
Upaya pencarian di lokasi kejadian, hingga kemarin petang masih terus dilakukan. Upaya pencarian yang dilakukan warga setempat, juga melibatkan personil dari SAR Banyumas dan juga SAR Purbalingga, personil dari kepolisian dan juga Kodim. Bupati Banyumas Mardjoko, sempat turun langsung memimpin upaya pencarian korban.
Upaya pencarian jenazah dilakukan dengan cara mencangkul dan disemprot dengan air. Hal ini karena alat berat sangat sulit masuk ke lokasi kejadian, mengingat lokasi longsor berada di wilayah pegunungan dan jalan untuk mencapai lokasi hanya berupa jalan selebar 2 meter yang jaraknya sekitar 4 km dari jalan raya.