REPUBLIKA.CO.ID,SOLO---Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mulai mengoperasikan bus Batik Solo Trans (BST) dalam ujicoba atau soft launching pada Rabu (1/9). Ujicoba tersebut dilakukan untuk mengevaluasi pengoperasian BST sebelum resmi diluncurkan pada 15 September mendatang.
Dalam ujicoba tersebut, sebanyak 8 BST dioperasikan di jalur dalam kota yakni melewati Jl. Slamet Riyadi dari Stasiun Purwosari hingga Jl.Ir Sutami arah palur. Masyarakat pun dapat mencoba BST dalam ujicoba tersebut secara gratis. Namun, jika sudah resmi beroperasi harga tiket BSTdipatok Rp 3.500/orang/naik untuk umum dan Rp 1.500/orang/naik untuk pelajar.
Walikota Solo, Joko Widodo, saat meninjau halte di Jl. Slamet Riyadi mengakui masih ada sejumlah kendala teknis dalam pengoperasian BST. Dari rencana total 51 halte, baru 35 yang selesai dibangun. Dari halte yang selesai dibangun tersebut juga belum semua mudah diakses difabel karena berjarak cukup jauh yakni 40 cm dari pintu BST saat berhenti. “Dalam soft launching ini memang masih ada kendala teknis halte, tapi ini masih proses. Desain halte bisa kita cek ulang untuk evaluasi, “ ujarnya, Rabu kemarin.
Lebih lanjut, Jokowi, sapa akrabnya, mengatakan pengoperasian BST tersebut ditujukan untuk mengalihkan minat masyarakat terhadap transportasi massal sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Untuk itu, Jokowi mengatakan pihaknya akan memperhatikan kenyamanan BST. “Kalau tepat waktu dan penumpangnya merasa nyaman, masyarakat akan pindah ke transportasi massal, “ cetusnya.
Menanggapi adanya sejumlah kendala pengoperasian BST tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Yosca Herman Soedrajat mengatakan pihaknya akan menambah sejumlah sarana di halte. Sarana tersebut seperti pijakan kaki untuk mempersempit jarak halte dan bus. “Dalam softlaunching ini kita sekaligus melakukan evaluasi. Sarana memang belum lengkap tapi sementara kita jalan terus untuk mensosialisasikan BST kepada masyarakat, “ ujarnya.