Ahad 05 Sep 2010 06:35 WIB

Antisipasi Penumpang Terlantar, DAOP VI akan Gunakan Bus TNI

Kereta Parahyangan
Foto: YOGI ARDHI/REPUBLIKA
Kereta Parahyangan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta menjajaki kemungkinan menggunakan bus TNI untuk mengangkut penumpang telantar pada puncak arus balik Lebaran 2010 yang diperkirakan mencapai sekitar 6.000 orang.

"Kami saat ini sedang menjajaki kemungkinan kerjas ama dengan TNI untuk pengalihan penumpang kereta api (KA) yang tidak terangkut pada puncak arus mudik nanti," kata Kepala Humas PT Kereta Api (KA) Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta Eko Budiyanto, Sabtu (4/9).

Eko Budiyanto mengatakan kerja sama dengan TNI tersebut dilakukan karena upaya yang dilakukan sebelumnya dengan menjalin kerja sama dengan Oraganisasi Angkutan Darat (Organda) Daerah Istimewa Yogyakarta sangat kecil kemungkinan untuk bisa mengangkut penumpang yang telantar.

"Kami memang sudah menjalin kerja sama dengan Organda untuk menyediakan bus pengangkut, namun kami juga sedikit pesimis karena mayoritas penumpang yang tidak terangkut nanti merupakan penumpang KA kelas ekonomi," katanya.

Ia mengatakan, perbedaan tarif antara KA ekonomi dengan bus ekonomi yang sedemikian tajam menjadi alasan rasa pesimis tersebut.

"Saat ini tarif untuk bus ekonomi mencapai Rp110.000 , sedangkan untuk KA kelas ekonomi hanya Rp35.000 selisih yang sedemikian tajam ini yang mengakibatkan penumpang KA ekonomi tidak bersedia dialihkan ke bus ekonomi, sehingga kami cukup pesimis," katanya.

Eko mengatakan, saat ini Daops VI Yogyakarta dengan berupaya untuk mencari jala keluar diantaranya dengan menjalin kerja sama dengan TNI.

"Kami harapkan kerja sama ini dapat direalisasikan sehingga penumpang yang telantar dapat diangkut dengan menggunakan bus TNI, saat ini kami sedang membahas masalah teknisnya," katanya.

Ia mengatakan puncak arus balik melalui Daops VI Yogyakarta diperkirakan akan terjadi pada 17 September 2010 dengan perkiraan jumlah penumpang mencapai 18.825 orang atau meningkat dibanding pada 2009 pada 7 September dengan jumlah penumpang 10.456 orang.

"Dengan peningkatan jumlah penumpang puncak arus balik diperkirakan masalah yang muncul adalah kapasitas angkut dalam satu hari ditambah dengan KA ekstra Lebaran hanya berkisar 12.231 penumpang sehingga ada 6.000 penumpang yang telantar dan tidak terangkut," katanya.

Dengan kondisi seperti itu, katanya, maka PT KA Daops VI mengimbau pengguna jasa kereta api agar tidak memilih waktu berangkat pada puncak arus balik dan memilih waktu lebih longgar untuk menghindari penumpukan penumpang yang tidak terangkut.

"Jika jumlah penumpang telantar mencapai ribuan maka akan rawan gangguan keamanan dan ketertiban, seperti aksi anarkis sehingga kami mengharapkan masyarakat memilih waktu longgar untuk keberangkatan di atas tanggal 20 September 2010," katanya.

sumber : Ant
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement