REPUBLIKA.CO.ID,
YOGYAKARTA--Untuk meminimalkan kasus hipnotis, gendam dan praktek sejenis, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta menghimbau para penumpang KA untuk tidak sembarangan menerima tawaran air minum atau makanan dari penumpang lain terutama yang tidak dikenal. Himbauan itupun ditulis dalam spanduk dan di pasang oleh KAI daop VI Yogyakarta di beberapa titik krusial di beberapa stasiun pemerangkatan dan pemberhentian penumpang mudik dan balik lebaran.
"Himbauan kita untuk tidak menerima minuman atau makanan kita pasang dibeberapa stasiun," papar Kepala Daop VI Yogyakarta Drs Noor Hamidi MSi di kantornya, Senin (6/9). Selain himbauan tidak menerima makanan dan minuman pihaknya kata Noor Hamidi juga menghimbau para penumpang KA untuk tidak menggunakan perhiasan yang mencolok yang justru bisa menginspirasi atau mendorong orang berbuat jahat. Himbauan tersebut juga ditulis di spanduk-spanduk kain yang dipasang dibeberapa tempat strategis.
Menurut Kepala Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta, selain melakukan himbauan dengan spanduk, pihaknya bersama aparat kepolisian juga mengintensifkan pengamanan penumpang di gerbong-gerbong KA lebaran. Petugas keamanan secara periodik melakukan patroli berkeliling gerbong disetiap KA yang mengangkut penumpang arus mudik dan balik lebaran.
"Kita juga membagikan selebaran yang isinya himbauan agar penumpang arus balik tidak kembali pada tanggal 17,18 dan 19 September 2010. Pasalnya, ditanggal itu merupakan puncak arus balik lebaran dari Daop VI. Dikhawatirkan banyak penumpang tidak terangkut KA sehingga kita himbau tidak semua balik ditanggal itu," tambahnya.
Diakui, Noor Hamidi dipuncak arus balik tersebut diprediksikan akan ada penumpang sebanyak 18 ribu lebih. Padahal kapasitas atau daya angkut KA dari daop Vi Yogyakarta hanya 12 ribu penumpang. Sehingga jika semua balik ditanggal tersebut dikhawatirkan akan ada 6 ribu penumpang yang tidak terangkut. "Karenanya kita sebarkan 25 ribu selebaran untuk himbauan tidak balik di tanggal itu," tegasnya