REPUBLIKA.CO.ID,
BANDUNG--Para petani di Jawa Barat dipastikan kehilangan musim buah duku dan rambutan pada tahun 2010 ini akibat anomali musim kemarau basah sepanjang tahun. "Tahun ini kami tak bisa panen duku dan rambutan, karena tak ada kemarau. Hujan menerus membuat bunga duku dan rambutan tak tumbuh," kata Dullah, salah seorang petani di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis, Jumat (16/9).
Akibat tidak ada musim kemarau, maka pohon duku dan rambutan tidak bisa memproduksi uceng atau bunga yang kemudian menjadi buah duku. Menurut Dullah, pohon itu membutuhkan musim kemarau untuk proses berbunga.
Biasanya Agustus dan September sudah berbunga. Namun karena tahun ini tak ada musim kering maka bunga duku dan rambutanpun tidak muncul. "Biasanya saat kemarau daun duku dan rambutan gugur, kemudian tumbuh lagi pada awal musim penghujan bareng dengan bunga atau uceng yang akan menjadi bakal buah. Tahun ini kami harus gigit jari," kata Dullah.
Padahal bagi sebagian petani di Ciamis, musim panen duku dan rambutan merupakan 'celengan' tahunan mereka yang selama ini tidak pernah absen setiah tahun. Rata-rata setiap petani mempunyai pohon duku dan rambutan dan menjual buahnya setiap tahun. Namun tahun ini mereka hanya mengandalkan hasil pertanian lainnya yang juga kurang menghasilkan.
Kabupaten Ciamis selama ini merupakan salah satu daerah pemasok buah duku dan rambutan pada setiap musim buah di Jabar. Kualitas kedua komoditas buah-buahan asal daerah itu cukup bagus dan diminati pasar.
Bahkan, Oman mengaku setiap tahun bisa menghasilkan uang senilai Rp20-25 juta permusim. Bahkan bagi petani lainnya yang memiliki lahan dan pohon duku serta rambutan lebih banyak bisa mencapai puluhan juta rupiah.
"Uceng duku dan rambutan tidak bisa diupayakan dengan obat perangsang sekalipun, mutlak harus ada musim kemarau. Tahun ini kami terpaksa harus kehilangan potensi keuntungan itu," kata Oman. Hal senada juga diungkapkan oleh Oding, petani di Bandung yang mengaku pohon duku dan rambutannya tahun ini 'mandul' karena tidak berbunga.
"Tahun ini duku dan rambutan pasti mandul, beberapa jenis buah lainnya juga sama nggak berbuah musim ini," kata Oding. Kondisi serupa dipastikan sama dialami petani lainnya di sentra buah-buahan di Jabar seperti Subang, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Cianjur dan Sukabumi.
Sementara itu Kosim (40) pedagang buah-buahan di Pasar Induk Caringin mengaku akhir tahun 2010 ini pasokan buah-buahan dipastikan menurun, terutama dari jenis buah yang memerlukan musim kemarau.
"Untuk duku dan rambutan dari kawasan Priangan kemungkinan absen tahun ini, padahal biasanya setelah puasa selalu membanjiri pasar buah-buahan. Kalau hasil pertanian holtikultura sih tak ada masalah," kata Kosim.