REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Sesosok mayat laki-laki ditemukan di Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Bogor, pada Ahad (19/9) sore. Informasi yang didapatkan dari Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Sumarto, mayat tersebut ditemukan oleh Tim Search Rescue Unit (SRU) II dari Mapala Universitas Indonesia (UI).
Penemuan mayat ini saat Tim SRU II Mapala UI selesai melakukan pencarian dua anggota Mapala UI yang diinfokan tersesat di Gunung Gede Pangrango. “Kami dapat informasi dari Tim SRU II Mapala UI, ada mayat yang ditemukan usai pencarian dua mahasiswa UI yang tersesat kemarin,” kata Sumarto, saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon selularnya, Senin (20/9).
Mayat tersebut, sambung Sumarto, belum dapat dipastikan usianya. Ditemukan dengan posisi tergeletak di pinggir punggungan bukit, atau sekitar satu setengah jam dari posko pencarian anggota Mapala UI yang didirikan di Balekambang, Kecamatan Cisarua. “Secara wilayah hukum, lokasi ditemukannya masuk ke Polsek Ciawi,” ujar Sumarto.
Saat ditemukan, mayat pria tersebut mengenakan celana jins warna biru dan kaos biru. “Ciri lainnya berambut pendek. Kondisinya sudah tidak utuh, tapi masih bisa diidentifikasi. Kalau dilihat dari kondisinya, diperkirakan sudah dua mingguan,” kata dia.
Lebih lanjut, Sumarto mengatakan, saat ini sedang menunggu informasi dan sedang merencanakan untuk evakuasi mayat itu. “Untuk evakuasi kita masih berkoordinasi dulu. Kemungkinan baru Selasa (21/9) dilakukan evakuasi. Harus hati-hati dalam evakuasi, karena iklimnya yang kurang mendukung. Berkabut dan gelap, jadi evakuasi mungkin dilakukan pagi-pagi, kalau sekarang takut kemalaman,” tuturnya.
Sumarto mengatakan belum bisa memastikan apakah mayat tersebut pendaki ilegal atau masyarakat sekitar. “Untuk usia saya belum tahu. Begitu juga apakah dia warga atau pendaki, belum bisa dipastikan. Mungkin nanti kalau sudah dievakuasi baru bisa diketahui,” kata Sumarto.
Sementara itu, Kapolsek Ciawi, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Karta, mengatakan, saat ini pihaknya sudah mengirim anggotanya untuk melakukan pengecekan ke lokasi penemuan dan masih menyelidiki penyebab kematian korban. “Kami masih melakukan pengecekan. Termasuk memastikan TKP-nya. Karena kemungkinan masuk wilayah saya atau wilayah Megamendung,” kata AKP Karta saat dikonfirmasi oleh wartawan melalui telpon selulernya, Senin (20/9).