REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA --- Dompet Dhuafa menyiapkan dana sebesar Rp 200 juta untuk tahapan reovery pasca banjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat.Recovery tersebut mencakup children mental recovery dan pembangunan hunian sementara (huntara).
''Children mental recoovery ini untuk melepas trauma yang dialami anak-anak agar mereka bisa kembali siap seperti sedia kala,'' tutur Arifin Purwakananta, Direktur Program Dompet Dhuafa ketika dihubungi Republika.
Sementara pembangunan huntara, jelas Arifin adalah untuk membuat rumah sementara bagi para pengungsi.''Huntara ini untuk memindahkan mereka dari tenda yang sangat rapuh.Di samping itu mereka tidak bisa selamanya tinggal di tenda,'' tutur dia.
Untuk pembangunan huntara ini meskipun belum ditentukan lokasinya tapi merujuk pada satu komunitas. Sekitar 70-100 huntara akan didirikan tidak jauh dari lokasi bencana.''Namun jika jumlah huntara tersebut kurang kita akan kembali membangun sesuai kebutuhan,'' tutur dia.
Arifin juga mengimbau para lembaga swadaya masyarakat dan juga lembaga lainnya hendaknya tidak merusak kearifan lokal dalam menyalurkan bantuan.Ia mencontohkan saat membangun huntara hendaknya disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat sekitar dan jangan memaksakan suatu bentuk yang biasa kita kenal.
Sementara Dompet Dhuafa terus menerima aliran bantuan dari para donatur.Dana yang terkumpul tersebut akan dimanfaatkan dalam setiap proses penanganan bencana di Wasior.Terutama dalam proses tanggap darurat seperti pembangunan dapur umum, penyediaan air minum bersih dan juga penyediaan tempat tidur bagi para korban.
Saat ini Dompet Dhuafa telah mengirim tim rescue yang terdiri atas dua tim SAR dari DD Jakarta dan lima staf lokal untuk mengevakuasi dan penanganan pengungsi. Dan juga tim medis yang terdiri atas dua dokter dari Sulawesi Selatan dan satu perawat dari Jakarta.''DD akan terus membantu korban banjir dalam masa tanggap darurat sekitar 10 hari sejak bencana,'' tutur Arifin.
Pasca recovery, DD juga akan mengirimkan tim development untuk membangun infrastruktur yang rusak seperti rumah sakit, puskesmas, rumah dan juga program ekonomi. Program ekonomi ini mencakup pendirian pasar darurat untuk kembali memulihkan para korban ke aktivitas biasa. Dengan dukungan mikrokredit agar mereka bisa mempunyai modal kembali. Seperti pedagang agar bisa kembali berdagang.
Ia juga menggaris bawahi bahwa DD tidak memilih-milih dalam menyalurkan bantuan bagi sesama yang terkena bencana.''Sudah menjadi komitmen kami untuk membantu korban bencana tanpa memandang agama,'' kata Arifin