REPUBLIKA.CO.ID,TEMANGGUNG--Meski program wajib belajar terus digulirkan, namun hingga saat ini tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Temanggung terbilang rendah. Bahkan hampir setengahnya hanya lulusan SD.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan. Perlu dikembangkan lagi agar Temanggung sedikit lebih baik tingkat pendidikannya, kita  memang terus berupaya mengggugah kesadaran masyarakat,” papar Bupati Temanggung Drs H Hasyim Affandi, Jumat (15/10).

Padahal kata Hasyim, tinggi rendahnya tingkat pendidikan di satu daerah, menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan daerah. Dari total jumlah penduduk Kabupaten Temanggung sebanyak 722.087 jiwa, 43,10 persen diantaranya hanya  merupakan lulusan SD. Kondisi seperti ini kata Hasyim, memacu Pemkab, melalui dinas terkait untuk lebih meningkatkan lagi pemerataan pendidikan di seluruh wilayah.

Lebih rinci Hasyim Afandi, mengatakan, warga yang dipimpinnya sejumlah 276.339 orang merupakan lulusan SD atau 43,10 persen dari jumlah penduduk. Selebihnya tamatan SMP dan SMA sebanyak 146.770 orang atau 22,89 persen. Untuk lulusan diploma dan sarjana, sebanyak 21.128 orang atau 3,29 persen.

“Data tersebut merupakan data sensus terakhir yang kami dapatkan dari BPS, saya kira ini cukup bisa dipertanggungjawabkan.” katanya menambahkan.

Tinggi rendahnya pendidikan seseorang, tambah Hasyim, juga berdampak pada jenis pekerjaan. Akibat kondisi semacam itu, distribusi tenaga kerja paska pendidikan, sebagian besar di sektor informal, utamanya disektor peranian.

Untuk distribusi usia produktif, di bidang pertanian, tercatat sebanyak 222.991 orang atau 59,77 persen dari total penduduk. Sementara untuk bidang pekerjaan lainnya, sebanyak 21.250 orang bekerja pada sektor industry atau sebanyak 5,69 persen. Sedangkan di sektor perdagangan dikuasai  56.900 orang atau 15,25 persen dan untuk jasa sebanyak 34.519 orang atau 9,25 persen.

Ikuti Whatsapp Channel Republika