Ahad 31 Oct 2010 05:20 WIB

Bandel, Truk Pasir Merapi Dikenakan Tilang

Rep: My1/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN---Operasi gabungan dilakukan Polsek Kemalang Klaten dengan Dinas Perhubungan (Dishub) setempat lantaran puluhan truk yang mengangkut hasil tambang galian C tetap nekad melewati jalur evakuasi. Padahal, sebelumnya telah dikeluarkan himbauan agar penambangan Galian C dihentikan sementara dari pemerintah setempat.

“Sudah beberapa hari ini, truk galian C tidak mengindahkan himbauan, kita terpaksa harus menindak tegas dengan razia, “ ujar Wagiya Gambir, Kasi lalu lintas dan operasional, Dishub Klaten, Sabtu (30/10).

Dari pantauan Republika Sabtu, puluhan truk baik dari arah puncak Gunung Merapi atau sebaliknya berlalu lalang di jalur evakuasi warga. Tim gabungan yang berada di sekitar Pasar Kembang, Kemalang langsung menghentikan truk yang lewat. Dalam razia itu, tim meminta kartu identitas (KTP) sopir yang membawa galian C.

Menurut Wagiya, pengecekan kartu identitas tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya penambang yang masuk dengan dalih menjadi warga setempat. Diungkapkannya, pemilik KTP dari luar Klaten akan ditilang. “Dengan alasan apapun, pemilik KTP luar Klaten harus kembali, “ tegasnya.

Wagiya mengungkapkan terdapat puluhan truk dari luar Klaten yang tetap nekat masuk ke wilayah setempat. Dari nomor polisinya, dia mengungkapkan truk-truk tersebut berasal dari Kabupaten Karanganyar, Sragen, hingga dari Grobogan dan Pati. “Kalau masuk mereka punya alasan macam-macam seperti mau jenguk keluarga, “ ujarnya.

Dalam razia tersebut, ujarnya, tim gabungan akan menilang setiap kendaraan dari luar kota. Pihak Polres tidak segan untuk menyita STNK kendaraan yang berasal dari luar kota. Sementara pihak Dishub akan menyita surat izin layak jalan kendaraan.  

Operasi tersebut, ungkapnya, dilakukan mulai dari Pasar Kembang, Kemalang, Klaten. Setelah itu, tim akan menyusur ke sejumlah ruas jalan untuk mencari truk yang tetap nekat masuk. Tim akan memprioritaskan ruas jalan yang termasuk jalur evakuasi warga.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Klaten sudah mengeluarkan surat edaran untuk menghentikan sementara kegiatan penambangan di wilayah setempat pada Jumat (22/10). Dijelaskannya, dalam surat edaran tersebut penambangan yang berada di radius 8 kilometer dari puncak Merapi harus dihentikan sementara. “Untuk aktulisasinya, portal keluar masuk ke area penambangan ya harus ditutup, “ ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement