Rabu 03 Nov 2010 23:05 WIB

Sultan tak Ingin Warga Merapi Rugi Dua Kali

Rep: Yoebal Ganesha / Red: Endro Yuwanto
Sultan HB X
Foto: Panca/Republika
Sultan HB X

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Gubernur Sri Sultan HB X mengatakan, pemerintah daerah saat ini sedang menggodok kebijakan-kebijakan berkaitan dengan langkah yang diperlukan pada saat recovery pascaletusan Merapi.

''Kami juga harus berdialog panjang dengan warga (korban Merapi), agar mereka tidak  menderita dua kali,'' kata Sultan, Rabu (03/11), saat memberi paparan tentang dampak bencana Merapi di haradan Presiden SBY.

Menurut Sultan, letusan Merapi ini telah menyebabkan 21.933 warga Sleman yang tinggal di Kawasan Bencana III dan II mengungsi, karena ketakutan. Ia mengatakan, karena banyak warga mengungsi, pemerintah daerah harus menambah lagi 3 barak pengungsian, di luar enam barak yang telah disiapkan sejak awal.

Sultan juga mengatakan, letusan Merapi ini telah  membuat 39 orang meninggal, 16 orang menjalani rawat inap, dan 40 warga menjalani rawat jalan. ''Pemda membebaskan semua biaya pengobatan untuk mereka,'' kata dia.

Selain itu, kata Sultan, 200 ribu pohon salak yang ada di Kecamatan Turi di lereng Merapi terkena dampak abu vulkanik. ''Kami saat ini sedang melakukan penelitan apakah buah-buah salak yang dihasilkannya masih sehat untuk dikonsumsi,'' jelasnya.

Sultan juga memaparkan bahwa banyak rumah yang rusak diterpa awan panas, terutama rumah-rumah penduduk di kawasan Kinahrejo. ''Kami juga perlu meneliti apakah masih dimungkinan warga tinggal dis ana, atau harus direlokasi. Semua ini tentunya juga harus dibicarakan dengan mereka,'' cetusnya.

Kata Sultan, di kawasan bencana ini terdapat 8.800 ekor sapi perah, dan 294 ekor di antaranya mati. ''Saat ini sejumlah hewan tersebut telah diungsikan dari kawasan bahaya, namun yang pasti pemiliknya tetap merugi,'' ungkapnya.

Sultan menjelaskan, setidaknya per hari masing-masing sapi perah itu bisa menghasilkan 6 liter susu. 'Per liter harga susu itu Rp 2.500, jadi per hari peternak rugi Rp 15 ribu per ekor sapi,'' tuturnya.

Di samping itu, erupsi Merapi juga telah melumpuhan aktivitas pariwisata di kawasan Kaliurang, yang tentunya akan merugikan para pengusaha hotel dan pondok wisata. Menurut Sultan, semua dampat ikutan pascaerupsi Merapi ini tentunya akan menjadi perhatian pemerintah daerah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement