REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Ratusan pohon besar yang tumbuh di Pulau Gunung Anak Krakatau mulai bertumbangan hingga keakar-akarnya. Pohon yang berusia puluhan tahun tersebut tumbang karena tidak mampu menahan suhu panas abu vulkanik dan terkena goncangan gempa vulkanik.
Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Anton Tripambudi, mengatakan, ratusan pohon yang tumbang adalah hal biasa. Apalagi, saat ini aktivitas Gunung Anak Krakatau memang sedang meningkat. Sehingga tanda alam tersebut bukan patokan Gunung Anak Krakatau akan mengeluarkan letusan yang dahsyat. "Kami tidak menggunakan tanda-tanda alam seperti itu," kata Anton, Kamis (4/11).
Namun, Anton mengaku belum mengetahui kondisi fisik terakhir Pulau Gunung Anak Krakatau setelah dilanda letusan dan gempa vulkanik selama sepekan. “Kami belum mengecek kembali ke lokasi, karena keterbatasan biaya,” kilahnya.
Santi, salah seorang warga yang pernah ke Pulau Gunung Anak Krakatau 5 hari lalu, mengatakan, jalan setapak yang sering kali digunakan oleh wisatawan mendaki Gunung Anak Krakatau telah tertutup oleh tumbangnya pohon tersebut. Di samping itu, kata dia, kicau burung yang biasanya terdengar di sana, kini tidak terdengar lagi.