REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengembangkan sistem peringatan dini atau Early Warning System sebagai penyampai informasi kepada masyarakat di pesisir untuk mencegah korban dari bahaya tsunami.
"Saat ini di Kabupaten Bantul telah kembangkan sistem informasi untuk memberikan peringatan secara dini terhadap bahaya tsunami kepada masyarakat atau biasa disebut Early Warning System (EWS) yang telah dipasang di pesisir pantai," kata Sekretaris SAR Pantai Parangtritis, Taufiq M Faqi di Bantul, Jumat.
Menurut dia, EWS yang telah dikembangkan tersebut saat ini sebanyak delapan titik yang terpasang di sejumlah titik di pantai selatan dan sebanyak 25 titik yang terpasang di sejumlah masjid di daerah ini dan siap untuk dioperasikan. "Saat ini alat pemberi informasi kepada masyarakat akan bahaya tsunami yang telah terpasang tersebut memang berada pada daerah yang rawan terjadi tsunami, sehingga jika terjadi gempa dan menimbulkan bahaya lain korban dapat segera diminamilisir," katanya.
Taufiq mengatakan, alat yang dimaksud bukan sebagai alat pendeteksi tsunami pascagempa, melainkan sistem peringatan dini yang diinformasikan kepada masyarakat apakah gempa yang terjadi menimbulkan bahaya lain atau tidak.
"Begitu ada informasi ada bencana gempa dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maka diolah terlebih dulu oleh kantor pusat pengolah data Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Bantul untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat melaui EWS yang terpasang itu," katanya.
Lebih lanjut, kata dia saat ini diakui memang sejumlah peralatan sistem peringatan dini tersebut masih belum optimal karena menggunakan pengeras suara milik masjid bahkan terkadang ada yang rusak.
"Oleh sebab itu bersama dengan pemerintah setempat kami akan mengupayakan sistem tersebut berfungsi optimal, sehingga dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat akan bahaya," katanya.
Ia mengatakan, dari sebanyak EWS yang telah terpasang di pesisir pantai dan sejumlah masjid tersebut menurutnya masih belum dapat mencukupi kebutuhan peringatan tanda bahaya di daerah ini.
"Untuk ukuran Bantul yang memiliki pantai sepanjang sekitar 17 km setidaknya masih membutuhkan sekitar 80 alat, sehingga upaya tersebut masih akan terus dikembangkan dan akan diusulkan ke pemerintah daerah guna maksimalkan mencegah jatuhnya korban di daerah ini," katanya.