REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sejumlah kampus di Yogyakarta menjadi barak pengungsian korban Merapi dan posko pemantau. Berdasarkan situs www.jalinmerapi.com, kampus tersebut antara lain gelangang mahasiswa UGM dan gelanggang olah raga (GOR) UNY.
Noor Alifa, relawan yang berada di gelangang UGM mengatakan jumlah pengungsi di kampusnya mencapai 700 orang. Jumlah relawan yang ada dianggap cukup untuk membantu pengungsi termasuk memenuhi kebutuhan mereka seperti makan hingga logistik. "Kondisinya tidak terlalu penuh dan mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan," katanya saat dihubungi pada Sabtu, (6/11) dini hari.
Menurutnya, hal yang paling dibutuhkan saat ini adalah pendampingan untuk para pengungsi agar tidak kembali ke rumah masing-masing. Sebab, meski sudah diinstruksikan, beberapa warga di antaranya masih membandel. "Mereka pergi dengan alasan memberi pakan ternak," katanya.
Selain itu dua tempat tersebut, kampus lain yang dijadikan posko pengungsian dan posko pemantau antara lain kampus Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Universitas Sanata Dharma (Sadhar), kampus Paingan di Maguwoharjo, Seminari Tinggi St. Paulus Yogyakarta di Jalan Kaliurang Km 7, dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).
Sejumlah sekolah dan tempat ibadah pun dimanfaatkan sebagai posko tambahan. Contohnya, sekretariat Forum PRB DIY. Gedung Badan Kesbanglinmas Prov DIY, Jl Sudirman 5 Yogyakarta; gereja katolik babadan; SMP 3 Jatinom; GOR pangukan, tridadi, Sleman. Tempat lainnya yaitu taman kuliner condong catur; Gereja Kalasan; Masjid Al-Fatah, Pundungrejo, Kadirojo 2, Purwomartani; Posko Youth Center Bolawen, Tlogoadi; dan Balai Desa Sariharjo.