REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Petugas posko pengungsian di sejumlah lokasi pengungsian di Klaten masih kewalahan memenuhi kebutuhan pengungsi. Karena itu, sedikitnya dibutuhkan 30 relawan untuk membantu pengungsi. Demikian diungkapkan koordinator  posko Induk pengungsian Merapi Klaten, Joko Rukminto kepada wartawan di kantornya, Sabtu (6/11).

Pengungsi tersebut ujarnya, dibutuhkan untuk menjadi tenaga di dapur umum dan petugas distribusi logistik. “Kita masih membutuhkan minimal 30 orang relawan untuk posko pengungsian di Pemkab Klaten, GOR Gelarsena, GOR SMAN 3, Depo Pendidikan dan pelatihan tempur, dan Rumah Sakit Islam Klaten, “ ujarnya.

Joko mengakui sebenarnya banyak relawan yang datang ke posko pengungsian. Namun, kebanyakan mereka tidak melapor. Bahkan, diakuinya, hingga Sabtu siang, belum ada kelompok masyarakat yang mendaftar secara resmi menjadi relawan. “Banyak yang masuk, karena tidak terkoordinasi, jadinya malah mengganggu, “ ujarnya.

Sementara kebutuhan pengungsi yang masih mendesak dipenuhi diantaranya tikar, selimut, pakaian bayi, alat mandi, dan makanan bayi. Dia mengkhawatirkan logistic yang tersedia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pengungsi. “Sekarang terjadi lonjakan jumlah pengungsi karena luasan daerah aman menjadi 20 km. Kebutuhan pengungsi bisa jadi kurang terpenuhi, “ ungkapnya.

Salah satu pengungsi dari Desa Tegalmulyo yang mengungsi di gedung Pemkab Klaten, Parni (30) mengaku pengungsi masih kekurangan alat mandi. Dia juga mengaku untuk mendapatkan logistik dari posko, harus membuat kelompok. “Nanti kelompok yang mengambilkan kebutuhan pengungsi, kalau ambil sendiri tidak bakal dikasih, “ ujarnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika