REPUBLIKA.CO.ID, MENTAWAI--Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, membangun perkampungan baru di perbukitan Pagai Utara bekas areal pengusahaan hutan untuk menampung korban-korban tsunami yang kehilangan tempat tinggal.
"Sudah terdata 280 kepala keluarga (KK) korban tsunami yang akan menempati kampung baru itu," kata Bupati Mentawai Edison Saleleubaj di Sikakap, Ahad (7/11).
Edison menjelaskan, korban yang terdata itu adalah yang kehilangan tempat tinggalnya akibat dilanda tsunami, Senin (25/10). Para korban itu sebelumnya tinggal di Dusun Muntei Besar, Muntei Kecil, Eruk Parobat, dan Sabiret.
Mereka selama ini bermukim di wilayah pesisir pantai dan dulu menolak direlokasi ke perbukitan yang aman dari tsunami. Namun, setelah terjadinya tsunami, warga setempat bersedia dipindahkan.
Pemkab secepatnya membangun tempat hunian sementara bagi 280 KK yang telah bersedia direlokasi ke perbukitan itu.
Tempat hunian sementara dibangun sebanyak 280 unit sesuai dengan jumlah warga yang direlokasi. Setiap KK selain mendapat satu unit hunian dan lahan untuk kebun seluas 25x30 meter.
Warga nanti juga didampingi untuk memulai usaha baru di sektor perkebunan dan pertanian. Relokasi ini akan dilaksanakan dengan sistim ala transmigrasi.
Sementara itu, data Posko Utama Penanggulangan Bencana Tsunami menyebutkan, memasuki hari ke-12 pasca tsunami yang terjadi Senin (25/10), pencarian terhadap korban hilang tetap dilakukan oleh tim SAR gabunga, relawan dibantu masyarakat.
Sebelumnya, dari pencarian tim SAR polisi menemukan dua jasad korban tsunami di pantai Sabeu Gunggung yang langsung dimakamkan di sekitar tempat penemuan mayat.
Dengan tambahan dua jasad itu maka secara total jumlah korban yang telah ditemukan sebanyak 447 orang dalam kondisi telah meninggal dunia. Sedangkan korban hilang yang masih harus dicari tercatat sebanyak 57 orang.