REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Sekolah dasar (SD) di Kota Magelang mulai menyelenggarakan proses belajar mengajar (PBM) bagi anak-anak pengungsi letusan Gunung Merapi asal Kabupaten Magelang. Anak-anak itu kini menghuni sejumlah penampungan di wilayah Kota Magelang.
Proses belajar ini diselenggarakan dengan menggabungkan anak- anak pengungsi dengan murid- murid sekolah yang bersangkutan. Sejumlah sekolah bahkan telah memulai penyelenggaraan PBM bagi anak-anak pengungsi ini mulai Kamis (11/11) kemarin.
Berdasarkan pantauan Republika di lapangan, sejumlah anak- anak pengungsi asal sejumlah sekolah di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jumat (12/11), sudah mengikuti penyelenggaraan PBM bagi anak- anak pengungsi Merapi yang menghuni penampungan di kantor Bakorwil II ini.
Di SDN Cacaban 1/6, Kota Magelang misalnya, kegiatan PBM ini sudah efektif berjalan sejak Kamis kemarin. Proses belajar ini diikuti oleh sembilan murid kelas VI asal Desa Kalibening. "Karena Mei tahun depan mereka akan melaksanakan Ujian Akhir Sekolah (UAS)," ujar Kepala sekolah SDN Cacaban 1/6, TH Suti Rahayu SPd.
Kesembilan murid ini, jelas Suti, berasal dari tiga sekolah berbeda, masing- masing MI Kalibening, SDN Kalibening, serta SDN Ngargomulyo, Kecamatan Dukun. Untuk kegiatan ini pihak sekolah memberikan fasilitas alat tulis sekolah, seragam, uang saku, serta mobil antarjemput dari penampungan ke sekolah.
Mereka juga diberi keleluasaan untuk mengikuti pelajaran tambahan usai jam pelajaran berakhir. "Karena untuk menghadapi UAS murid- murid kami sudah mendapatkan pelajaran tambahan setiap harinya. Beberapa anak pengungsi ini juga sangat respek," imbuhnya.
Sementara itu, seluruh Unit Pelayanan Teknis (UPT) Magelang Tengah telah diinstruksikan untuk menyelenggarakan PBM bagi anak-anak pengungsi Merapi yang menghuni penampungan pengungsi di Kota Magelang.
Selain di SDN Cacaban 1/6, proses belajar anak- anak pengungsi juga dilaksanakan di SDN Cacaban 3, SD Tarakanita, serta SD Pendowo. Sedangkan untuk anak-anak usia dini dan taman kanak- kanak (TK) untuk sementara belum dilaksanakan dengan alasan faktor kesehatan. Karena beberapa wilayah di Kota Magelang masih diselimuti debu vulkanis tebal sisa hujan abu erupsi Gunung Merapi.