REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Perubahan zona radius aman dari titik puncak Merapi membuat para pengungsi banyak yang kembali ke rumah masing-masing, tetapi tanpa dibekali logisitik yang memadai. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memindahkan sebagian titik logistik ke lokasi awal.
Kepala BNPB Syamsul Ma'arif, mengatakan, dengan adanya perubahan radius zona aman dan pergerakan pengungsi kembali ke rumahnya masing-masing, memunculkan konsekuensi adanya pemindahan titik-titik logistik. "Saya telah meminta bantuan kendaraan dari TNI, Polri, maupun Pemda untuk mengantar jemput pengungsi dan menyalurkan logistik ke titik-titik yang lama. Kepada para relawan, saya melarang mereka untuk mengirim bantuan di luar zona aman," paparnya di Media Center BNPB, Yogyakarta, Senin (15/11).
Syamsul menjelaskan, pihaknya mengalami kesulitan untuk melacak pergerakan pengungsi secara keseluruhan. "Hingga siang ini, rekan-rekan TNI-Polri masih kesulitan untuk melaporkan. Pergerakan pengungsi diketahui, tapi ke titik mana sulit dilacak. Kemungkinan sih ke rumah masing-masing," ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, assesment data untuk lokasi daerah yang aman ditempati dimungkinkan akan membutuhkan tambahan waktu. Meski demikian, lanjut dia, jumlah titik pengungsian masih sama. "Jumlah pengungsi memang berubah, namun jumlah titik pengungsian tetap," paparnya.
Disebutkannya, di Klaten dan Boyolali telah terjadi pergerakan pengungsi dalam jumlah cukup besar. "Klaten yang tadinya sekitar 107.000 orang, kini 92.000 orang. Sementara Boyolali dari 51.000 sekarang 27.000," tukas Syamsul.