Selasa 16 Nov 2010 19:52 WIB
Recovery Bencana Merapi

Deru UGM Salurkan Bantuan ke 145 Titik Pengungsi

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Disaster Response Unit Universitas Gadjah Mada Yogyakarta telah mengirimkan bantuan barang kepada para pengungsi korban bencana letusan Gunung Merapi di 145 barak pengungsian.

"Barak pengungsian sebanyak itu tersebar di tujuh kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng)," kata Ketua Disaster Response Unit (Deru) Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Widiyanto di Yogyakarta, Selasa.

Tujuh kabupaten itu terdiri atas empat kabupaten di DIY dan tiga kabupaten di Jateng. Di DIY meliputi Kabupaten Sleman sebanyak 87 barak pengungsian, Bantul (6), Kulon Progo (1), dan Gunung Kidul (2), sedangkan di Jateng meliputi Kabupaten Magelang (31), Klaten (7), dan Boyolali (11).

"Kami saat ini fokus pada pengiriman bantuan ke barak-barak pengungsian yang baru terutama untuk memenuhi kebutuhan logistik bagi para pengungsi, katanya. Ia mengatakan, untuk penyaluran bantuan barang Deru UGM dibantu 300 relawan mahasiswa. Mitra yang menyalurkan bantuannya melalui Deru di antaranya Basnas, Sikib, Kemenlu, PMI, BNPB, Basarnas, TV One, BNI, PTN/PTS, dan masyarakat.

"Selain mengirim bantuan barang yang dibutuhkan para pengungsi, Deru juga aktif melakukan kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, infrastruktur, dan lingkungan. Khusus untuk pendidian, kami sedang mendata sekolah untuk dibuat barak darurat," katanya.

Dalam kegiatannya, menurut dia, Deru melibatkan unit-unit kebencanaan yang berada di UGM di antaranya tim kesehatan, tim pos pelayanan teknis, tim kesehatan hewan, tim peternakan, tim PSBA, tim psikologi, tim Geografi, dan beberapa unit kegiatan mahasiswa.

Ia mengatakan, untuk tim kesehatan Deru UGM telah membuka posko di sembilan barak pengungsian, yakni Stadion Maguwoharjo, GOR UNY, barak Pramuka, Batalyon 403, GOR Pangukan, Masjid Agung Sleman, UPN Veteran, Gelanggang Mahasiswa UGM, Purna Budaya UGM, dan Youth Center.

"Tim UGM bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DIY secara bergantian mengelola posko kesehatan. Masing-masing posko dilengkapi dengan peralatan medis, obat-obatan, dokter, dan perawat, yang beroperasi selaam 24 jam," katanya.

Ia mengatakan, rencana program tim kesehatan selanjutnya adalah penyediaan tenaga dokter dan perawat secara terus-menerus, penyediaan layanan kesehatan mental dan trauma, dan pemulihan psikososial masyarakat pascabencana.

Di bidang infrastuktur, menurut dia, Deru melakukan penilaian bangunan yang rusak, melakukan pendataan kebutuhan di pos pengungsian, membuat standar operasional penanganan bencana, melakukan survei jembatan dan perumahan di sekitar sungai yang rawan bahaya lahar dingin.

"Selain itu, membuat peta persebaran pengungsi, memberi masukan untuk relokasi dan rehabilitasi pascabencana, termasuk rencana keberlanjutan melakukan pendampingan dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement