REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Eka Tjipta Foundation (ETF) menyediakan dana sebesar Rp 3 miliar untuk penanganan korban Merapi. Dana tersebut akan digunakan untuk Mitigasi dan Rehabilitasi warga, khususnya di bidang pendidikan. Sedangkan untuk tahap tanggap darurat pihaknya telah menyediakan sebesar Rp 500 juta.
Demikian ditandaskan G Sulistiyanto, Ketua Umum ETF kepada wartawan seusai melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta di Bandongan, Magelang, Selasa (16/11).
MoU ini mengatur tentang kerjasama untuk mengatasi korban bencana Merapi secara keseluruhan. Dijelaskan Sulistiyanto, ETF membagi tiga tahap yaitu tanggap darurat berupa makanan dan minuman yang dibagikan kepada kurang lebih 3.000 pengungsi korban Merapi.
Tahap menengah mitigasi, memberikan pelatihan kepada para guru supaya guru bisa memberikan pelatihan kepada siswa dan warga yang berada di daerah bencana. Materinya mengenai disaster management (bagaimana menghadapi bencana), supaya masyarakat tidak bertahan di daerah bencana bila sudah ada peringatan bila akan terjadi bencana.
"Dengan pendidikan disaster management ini supaya mereka lebih tahu bagaimana menghindari bencana. Kita punyai trainer yang mempunyai pengalaman di New York dalam menghadapi bencana," kata Sulistiyanto.
Kemudian untuk jangka panjang kita akan fokus pada bidang pendidikan sesuai dengan fokus dari ETF. "Kami hanya fokus pada bidang pendidikan, dan kami hanya bagian kecil sehingga belum bisa menjangkau untuk pemulihan perekonomian," katanya.
Sementara Asmai Iskhak, Ketua Tim Pendistribusian Bantuan untuk Korban Gunung Merapi (PBGM UII) mengungkapkan jika bantuan ini akan disalurkan kepada korban Merapi baik yang berada di Jawa Tengah maupun Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sehingga ia mengharapkan para korban Gunung Merapi bisa lebih siap untuk menghadapi bencana.