REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pemerintah melibatkan pihak swasta untuk pembelian sapi-sapi dari peternak yang terkena dampak letusan Gunung Merapi. Diikutkannya pihak swasta itu ditujukan agar peternak dapat memperoleh harga penawaran yang lebih baik dari pihak pemerintah.
Menteri Pertanian (Mentan), Suswono mengatakan, terdapat dua cara pembelian hewan ternak yang terkena dampak letusan Merapi. Mekanisme itu, sebut dia, yaitu pemerintah akan bertindak sebagai perantara peternak dengan pihak swasta. Menurutnya, transaksi itu akan dilakukan di Wedhomartani mulai hari ini.
"Jika kenyataan di lapangan tidak ada pihak swasta yang mau membeli, maka pemerintah yang akan tetap membelinya dan transaksi itu akan dilakukan di Tlogodadi. Tentu saja antara penjualan melalui swasta maupun pemerintah dengan kriteria harga minimal yang telah ditetapkan atau bahkan lebih tinggi," tuturnya di Media Center Tanggap Darurat Bancana Merapi, Yogyakarta, (18/11).
Suswono menjelaskan, tujuan penggantian ternak adalah memprioritaskan penyelamatan jiwa peternak itu sendiri dari bencana erupsi Merapi yang kemungkinan masih ada. menurutnya, setelah adanya pemberitahuan bahwa ternak yang menjadi korban Merapi akan diganti, saat ini peternak sudah tidak lagi nekat tetap berada di zona berbahaya radius 10-15 Km. “Jadi setelah ada prepare seperti ini, Alhamdulillah peternak sudah tidak lagi nekat. Meskipun masih ada yang mencuri-curi waktu untuk memberi makan keternaknya namun intinya sudah relatif tenang,” ujarnya.
Menurut Suswono, dari hasil penelusuran dan dialog yang dilakukan dengan masyarakat pemilik ternak, pihaknya mendapatkan fakta yang sesungguhnya bahwa para pemilik ternak tidak ingin ternaknya dijual atau diganti dengan uang. "Mereka lebih memilih dan menginginkan diberikan bantuan pakan ternak daripada harus menjualnya," paparnya.
Hal tersebut, sambung Suswono, dikarenakan pemilik ternak sudah sangat dekat ikatannya dengan ternaknya itu sendiri serta sudah menjadi mata pencaharian mereka untuk bertahan hidup.
Pihaknya, kata Suswono, menyediakan pakan ternak di titik-titik penampungan secara gratis. “Karena mata pencaharian mereka. Bukan pemerintah tidak mau membeli. Yang mereka inginkan adalah diberikan jaminan atau bantuan pakan ternaknya,” tuturnya.
Oleh karena itu, Suswono mengungkapkan, pihaknya sudah membentuk tim task force untuk mengurusi hal tersebut yang antara lain bergerak mengidentifikasi dan mendata jumlah ternak, termasuk siapa pemiliknya yang berada di zona berbahaya 10-15 Km dari puncak Merapi, kemudian mengevakuasi yang di bantu dengan pihak TNI/Polri, serta tim eksekusi yang memfasilitasi jikalau peternak ingin menjual ternaknya.