REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL--Anggota Dewan Perwakilan Daerah GKR Hemas meminta kepada para pengungsi letusan Gunung Merapi yang bertempat tinggal kurang dari 15 kilometer zona rawan bencana tetap berada di posko pengungsian sampai shelter dapat digunakan. "Kami minta pengungsi untuk tetap bersabar tinggal di posko pengungsian sampai shelter untuk pengungsi dapat digunakan," katanya ketika mengunjungi pengungsi di Posko Pengungsian Induk Pemkab Gunung Kidul, di' Rest Area Bunder', Jumat.
Dia mengatakan shelter pengungsian yang dibangun di wilayah Prambanan kemungkinan baru dapat digunakan mulai minggu depan meskipun belum secara keseluruhan. "Pengungsi kemungkinan ditarik mulai minggu depan sampai shelter dapat digunakan," katanya.
Sementara itu, untuk pemenuhan kebutuhan pengungsi selama di pengungsian, GKR Hemas mengatakan agar Satgas Penanggulangan Bencana Kabupaten Gunung Kidul untuk dapat berkoordinasi dengan pemerintah provinsi. Sedangkan untuk pengungsi selama berada di pengungsian diminta dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan yang produktif untuk mengusir kejenuhan. "Kami akan mengusahakan bantuan kepada pengungsi dengan memberikan bahan kerajinan dan manik-manik yang dapat dijadikan sebagai kegiatan produktif selama berada di posko pengungsian," katanya.
Dia mengatakan juga akan membantu para pengungsi dalam pemasaran hasil kegiatan pengungsi. "Untuk penjualan hasil kerajinan pengungsi nanti sudah ada tim yang menanganinya," katanya.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, GKR Hemas, mengunjungi pengungsi yang berada di pos pengungsian Balai Desa Bunder, Patuk, Pos Induk Pemkab Gunung Kidul di Rest Area Bunder dan pengungsi yang berada di rumah warga di Dusun Banaran II, Playen.
Kedatangan GKR Hemas tersebut disambut oleh Wakil Bupati Gunung Kidul, Hj Badingah beserta jajaran Muspida Gunung Kidul. Pengungsi yang masih berada di Kabupaten Gunung Kidul sampai Jumat (19/11) berjumlah sebanyak 7.379 orang dari jumlah semula mencapai 12.000 orang sejak terjadi letusan Gunung Merapi,Jumat (5/11).