REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Yayasan Kakak Surakarta minta orang tua mewaspadai munculnya gejala eksploitasi anak-anak pengungsi korban letusan Gunung Merapi, menjadi pengemis di jalan-jalan."Orang tua pengungsi harus mengawasi anak-anaknya, agar anaknya tidak 'disulap' menjadi peminta sumbangan di jalan-jalan," kata Direktur Yayasan Kakak, Shoim Sahriyati, di Solo, Jumat.
"Mayoritas mereka adalah anak-anak. Mereka dapat dijadikan sasaran bagi oknum untuk mengeksploitasi anak-anak tersebut," katanya.
Dia mengatakan, disulapnya anak-anak menjadi peminta sumbangan di pinggir jalan raya memang merupakan kecenderungan dalam situasi bencana.
Shoim menyatakan, Yayasan Kakak -- lembaga swadaya masyarakat di bidang hak anak -- menemukan beberapa kasus, seperti memisahkan anak dari keluarga dengan iming-iming anak mendapatkan kenyamanan jika ikut ke lokasi terpisah dari keramaian. Hal tersebut, kata dia, merupakan cara memperdagangkan anak yang dilakukan oleh para sindikat.
Ia minta orang tua berhati-hati agar tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Pemerintah juga wajib mengawasi serta memberikan penjelasan kepada warga mengenai ciri sindikat yang ingin mengeksploitasi anak. Dampak lebih jauh lagi, Shoim mengkhawatirkan anak-anak tersebut malah diperdagangkan atau dijadikan objek eksploitasi seksual.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu ada pengawasan dari berbagai pihak, terutama orang tua dan pemerintah setempat, untuk melindungi anak-anak tersebut agar terhindar dari jerat pelaku perdagangan anak.