REPUBLIKA.CO.ID, LIWA--Gempa yang kerap terjadi di Lampung Barat membuat beberapa titik longsor jalur lintas barat semakin parah. "Bahkan saat getaran itu terjadi tanah yang berada di tebing dan di jalan telah mengalami penurunan tanah," kata seorang warga Pekon, Desa Ghiham, Kecamatan Sekincau Lampung Barat, Haryadi (39) sekitar 246 Km dari Bandarlampung, di Ghiham, Senin.
Dia menjelaskan, kondisi tanah di jalur lintas barat sangat labil dan rawan longsor. Menurut dia, setiap kali terjadi gempa tanah yang berada di dasar jurang mulai ambrol. "Yang kami khawatirkan saat terjadi gempa yang dasyat, maka titik longsor tersebut akan ambrol dan memutuskan akses transportasi sumatera, selain itu keselamatan masyarakat dan pengguna jalan jelas menjadi taruhannya," kata dia.
Kemudian lanjut dia, pemerintah segera memberikan tindakan akan kondisi titik longsor jalur lintas barat. "Bila titik longsor jalur lintas barat tidak mendapat tanggapan, maka di pastikan jalur lintas barat akan terancam putus, pasalnya beberapa titik longsor tersebut semakin mengkhawatirkan," katanya.
Jalur lintas barat (Jalinbar) menjadi akses jalan utama menuju beberapa daerah di Sumatra. Kondisi kerusakan dan titik longsor semakin membahayakan pengguna jalan dan masyarakat. Pencegahan perlu di lakukan segera oleh pemerintah pusat, agar titik longsor tersebut tidak semakin parah dan memutuskan akses transportasi Sumatra.
Semakin parahnya kondisi titik longsor disebabkan karena getaran gempa yang kerap terjadi di Lampung Barat, sehingga titik longsor tersebut, keadaan tanah telah mengalami penurunan, bahkan tanah yang berada di bawah jurang ambrol. Selain getaran gempa, kedaraan bermuatan besar pun ikut andil dalam memperparah kerusakan dan titik longsor ini.
Kerusakan dan titik longsor jalur lintas barat, akan menjadi bom waktu bagi masyarakat dan pengguna jalan, pasalnya bila di biarkan tanpa ada tindakan perbaikan, maka bisa dipastikan akses transportasi sumatera benar benar terputus.
Sementara itu, Kasat lantas Polres Lampung Barat, Iptu Surono, mengatakan kondisi tanah jalan nasional ini labil. "Tanah yang bercampur pasir, membuat jalan nasional ini labil dan rentan akan bahaya longsor," kata dia.
Dia menjelaskan, butuh tindakan yang bijak dari pemerintah untuk memperbaiki kerusakan dan titik longsor, sehingga tidak mengancam keselamatan pengendara dan masyarakat. "Kerusakan dan titik longsor sudah semakin parah, sehingga dibutuhkan tindakan cepat, sehingga kondisi ini tidak akan memakan korban, selain itu berharap agar pengguna jalan dan masyarakat dapat waspada melintasi jalan nasional ini, sebab kondisi kerusakan tersebut akan berpotensi kecelakaan lalu lintas," katanya.