REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kebutuhan hunian sementara (huntara) bagi pengungsi mencapai hampir sekitar 2750 unit di DIY dan Jawa Tengah. Para donatur pun diharapkan berpartisipasi.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Soetrisno menerangkan, dari laporan dan pendataan awal dari warga, huntara akan didirikan sebanyak 2500 unit di DIY serta 250 unit di Jateng." Mereka kita tempatkan kembali dengan syarat aman jika terjadi awan panas dan lahar dingin," ujar Soetrisno, Selasa (23/11).
Syarat lainnya,lokasi huntara harus berdekatan dengan lahan semula dengan desain yang sama. Hal itu,sebut Soetrisno,untuk menghindari kecemburuan sosial antarpengungsi terkait pemenuhan kebutuhan. Terutama di radius di bawah 20 km yang roda perekonomiannya lumpuh dan tak ada pemenuhan kebutuhan pokok.
Kepala Dinas PU,Perumahan,dan ESDM Provinsi DIY Rani Sjamsinarsi berharap,konstruksi rencana lahan pembangunan huntara bakal diperluas lagi. Pasalnya,banyak warga yang belum terdata secara valid,sehingga kebutuhan huntara diperkirakan melebihi estimasi. "Banyak lokasi yang hancur total dan tak bisa dibangun lagi belum terdata,"jelas Rani.
Untuk sementara,di Kabupaten Sleman tercatat dua kecamatan,Cangkringan dan Ngemplak banyak rumah yang mengalami rusak berat. Jumlahnya mencapai 2526 rusak berat. Terkait percepatan pembangunan huntara,pihaknya juga membuka kesempatan bagi pihak swasta.
"Kita berharap pengusaha yang mau berpartisipasi dipersilakan,"tuturnya. Untuk sementara,bantuan pembangunan huntara dari pihak non pemerintah dilakukan Gerakan Kemanusiaan Jenggala. Bantuan berupa pembangunan 300 huntara bagi penduduk desa Umbulharjo ini diberikan sekelopok pengusaha dari Jakarta.
Rencana luasan peruntukan lahan diperkirakan seluas 64m2. Lahan itu dilengkapi infrastrukur dan drainase seluas 6m2 dengan luas budidaya 30m2. Sehingga jatah lahan bagi tiap kepala keluarga seluas 100 m2.
Ikuti Whatsapp Channel Republika