Kamis 02 Dec 2010 03:58 WIB

Warga Merapi Minta Dilibatkan Dalam Pembangunan 'Shelter'

Gunung Merapi
Foto: Reuters
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Warga Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana letusan Gunung Merapi meminta agar dilibatkan dalam pembangunan 'shelter' atau rumah hunian sementara.

"Pembangunan 'shelter' warga Desa Kepuharjo hingga kini belum diketahui kapan akan dimulai, namun kami mengharapkan jika nanti ada pembangunan rumah hunian sementara dapat menggunakan tenaga mereka," kata Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto, di Sleman, Rabu (1/12).

Menurut dia, kalangan warga yang kehilangan rumah hingga sekarang ini masih berada di sejumlah barak pengungsian khususnya di Stadion Maguwoharjo sejak letusan besar Gunung Merapi pada 5 November 2010. Mereka mulai merasa jenuh karena sudah kehabisan uang tunai.

"Jika warga diikutsertakan dalam pembangunan 'shelter' maka akan berdampak bagus bagi kalangan warga. Mereka nantinya akan memiliki kesibukan sehingga tidak jenuh, syukur-syukur warga yang membantu bisa diberi honor sehingga bisa memiliki uang tunai di pengungsian," katanya.

Ia mengatakan dengan melibatkan kalangan warga dalam pembangunan shelter maka warga nantinya akan merasa memiliki, lain halnya jika warga hanya menunggu dan menerima dalam bentuk jadi.

"Kalangan warga lereng Gunung Merapi kalau berkeringat itu senang, kalau hanya diam terus menerima barang jadi kok rasanya kurang enak. Jika muncul keringat kan ada rasa memiliki," katanya.

Heri mengatakan rencana lokasi pembangunan "shelter" bagi kalangan warga Kepuharjo saat ini masih disurvei Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.

"Rencana pembangunan 'shelter' ini apakah akan di Dusun Pagerjurang atau disatukan dengan wilayah Wukirsari, kami belum dapat informasi yang pasti karena masih menunggu hasil survei BPPTK Yogyakarta," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement