REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Penganiayaan terhadap wartawan nyaris kembali terjadi. Namun, kali ini tidak sampai terjadi pemukulan, tetapi hanya bentuk intimidasi.
Korban kali ini merupakan fotografer pada Sunda TV (STV), salah satu media elektronik di Bandung. Peristiwa itu terjadi di Kawasan Punclut, Bandung Utara, Sabtu (4/12).
Rahmat Jabaril, salah satu saksi mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Saat itu wartawan tersebut sedang melakukan syuting ‘Kabayan Nyintreuk’. Tiba-tiba sekitar tujuh orang memarahi dan merampas kaset (mini DV) dalam alat syuting itu. “Saya tidak tahu alasan pastinya, tapi mereka mengancam dan mengambil kaset alat syuting orang STV itu,” kata Rahmat kepada Republika, Ahad (5/12).
Namun, ia belum mengetahui nama wartawan yang dirampas kaset syutingnya itu. “Saya tidak tahu siapa namanya.”
Menurut Rahmat, ketujuh orang tersebut mengintimidasi agar tidak menjadikan tempat itu sebagai tempat syuting. “Mereka bilang, kami tak punya izin, padahal di sana (Puncrut) tempat publik, dan dari dulu kami tidak ada masalah di sana,” ujar Ketua Koalisi Masyarakat Bandung Bersatu yang sedang menjadi salah satu host dalam syuting tersebut.
Menurutnya, di antara ketujuh orang yang mengancam itu ada yang berpakaian seragama satpam dan ada yang berkulit putih dan bermata sipit.
Kendati demikian, ia belum bisa memutuskan untuk melakukan langkah hukum terkait kasus tersebut. Ia mengaku ingin berkoordinasi terlebih dahulu dengan tokoh-tokoh di Jawa Barat, termasuk dengan pihak STV sendiri.