REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Sekitar 25 ribu warga Malang Raya (Kota Malang, Batu, dan Kabupaten Malang), Selasa (7/12) mengikuti jalan Sehat Bersalawat. Ribuan warga yang menjadi peserta jalan sehat tersebut sebagai implementasi dari antusias mereka merayakan tahun baru Islam, 1 Muharram 1432 Hijriyah.
Jalan Sehat Bersalawat yang digelar Takmir Majid Jamik Agung Malang itu memulai start di Jalan Merdeka Timur. Tepatnya di kawasan Alun-alun Kota Malang, depat masjid kebanggaan warga Malang.
Peserta jalan sehat Bersalawat itu dibagi dua kelompok, yakni kelompok pria dan wanita. Mereka tumplek blek di kawasan Alun-alun Kota Malang. Saat start, mereka dilepas Wali Kota Malang, Peni Suparto, dan Bupati Malang, Rendra Kresna.
Menurut Panitia Penyelenggara yang juga Takmir Masjid Masjid Jamik Agung Malang, Mahmudi, jalan Sehat Bersalawat ini memang untuk merayakan tahun baru Islam. ‘’Semoga dengan cara ini bisa semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta memperkuat tali silaturahmi antara sesamamuslim,’’ katanya.
Menurut dia, tahun baru Hijriyah ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk melakukan gerakan-gerakan keislaman. Dengan begitu, semakin menyadarkan umat Islam bila kaum Muslim itu juga memiliki hari-hari besar dan bersejarah yang perlu dirayakan.
Hal senada juga diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, KH Thoriq Darwis. Menurut kiai yang mengasuh sekitar 600 satri di Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang ini, tahun baru Hijriyah perlu dirayakan dan dijadikan sebagai momentum untuk lebih mengenal Islam.
Alasan dia, karena selama ini banyak kaum Muslim yang jsutru merayakan hari besar agama lain. Dia contohkan, seperti tahun bari Masehi. Bahkan, berdasarkan peniliaan dia, kaum Muslim justru lebih antusias ikut merayakan tahun tersebut. Padahal, lanjut dia, saat tahun baru agamanya sendiri justru kurang peduli.
Makanya, dia berharap pada tahun baru Hijriyah itu juga bisa ditetapkan sebagai hari Santri Nasional. Sebab, menurut dia, 1 Muharram merupakan momentum untuk bercermin dalam mencari idetntitas sosial seseorang. ‘’Tahun baru Islam ini menurut saya seyogjanya bisa dijadikan spirit untuk membawa perubahan besar dalam penyebaran Agama Islam,’’ katanya.
Karena itu, dia berharap agar tahun baru Islam ini dirayakan secara khusus sebagai hari besar Islam. ‘’Bukan tahun baru Masehi yang harus dirayakan besar-besaran,’’ pungkasnya memberikan kritik.