REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI-- Beruang madu dalam setahun rata-rata dua kali menjarah pondok-pondok di tengah ladang milik warga Desa Renah Kayu Embun (RKE), kata peneliti Kent University Inggris, Wei-Ming Wong.
Wong yang melakukan riset terhadap satwa beruang di rimba Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), menyebutkan Desa RKE merupakan salah satu titik yang disinyalir sebagai tempat penyebaran populasi beruang.
"Keberadaan beruang cukup membuat ciut nyali warga yang bertemu hewan tersebut, padahal beruang madu tidak termasuk hewan buas seperti harimau, hewan ini termasuk pemakan buah atau herbivora," ujarnya.
Pakan utama beruang ini buah nangka, mangga, jagung, tebu, rebung, dan madu. Para petani di Desa RKE umumnya menanam jenis tanaman tersebut.
Tidak jarang beruang menyatroni pondok warga yang ditinggalkan penghuninya ke ladang, di situ beruang masuk dengan merusak dinding bambu lalu mengambil barang-barang logistik milik warga seperti minyak sayur, beras, ikan asin, kentang, dan lain sebagainya, kata Wong.
Dari tiga titik yang sudah diriset, yakni RKE, Pingger dan Sipurak Hook, lokasi yang paling tinggi intensitas pertemuan dengan beruang di Sipurak Hook dan Pingger. Rata-rata di kedua daerah tersebut terbilang paling sering terjadi konflik antara beruang dengan manusia.
"Di kedua daerah tersebut seminggu sekali dipastikan ada konflik atau minimal pertemuan warga dengan beruang, terutama di ladang milik warga," katanya.