REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sedikitnya 17 tempat ibadah umat Islam yang terdiri atas 15 Masjid dan 2 Mushola di Lereng Merapi dan hancur lebur akibat terjangan awan panas serta material Merapi hingga saat ini tak jelas nasibnya.
Kementrian Agama (Kemenag) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum tahu akan diapakan 17 tempat ibadah yang rusak berat tersebut meskipun saat ini Merapi statusnya telah turun di level Siaga.
Kasie Siaran dan Tamaddun Bidang Penerangan Masyarakat Kanwil Kemenag DIY, Surajiman mengatakan, jumlah masjid dan mushola yang rusak akibat letusan Merapi mencapai 33 unit. Dari jumlah tersebut 17 diantaranya hancur lebur dan sisanya mengalami kerusakan berat daan ringan.
"Hingga saat ini kita belum tahu akan dibangun kembali atau bagaimana, karena masjid dan mushola yang hancur lebur tersebut saat ini penduduknya juga tidak ada, rata semua," katanya, Ahad (26/12).
Masjid dan mushola yang hancur tersebut terletak di Desa Umbulharjo, Wukirsari, Argomulyo di Kecamatan Cangkringan Sleman. Pihaknya kata Surajiman, juga belum tahu apakah pembangunan masjid nantinya akan direlokasi atau seperti itu.
Meski data sudah ada namun hingga saat ini pihaknya belum bisa memperkirakan berapa kerugian akibat rusaknya tempat ibadah di Lereng Merapi itu. Rehabilitasi bagi masjid dan mushola yang rusak berat daan ringan menurutnya juga belim diputuskan kapan akan dilakukan. Karena hal tersebut masih akan dibicarakan dengan kementrian agama dan masyarakat sekitar masjid itu sendiri.