REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kali Opak yang selama ini adem-ayem kini menebar bencana. Sekurangnya 8 hektare lahan persawahan di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, hancur dihantam lahar dingin dari kali itu. Senin (27/12), lahan sawah ini masih dipenuhi material dan bebatuan Merapi, dan praktis tak bisa ditanami padi lagi.
Agak ke bawah, lahar dingin Kali Opak juga menghantam kawasan di sekitar Kantor Polsek Cangkringan. Halaman kantor itupun tertutup lumpur Merapi setinggi 20-30 cm. Untunglah jembatan di samping kantor Polsek itu masih bisa bertahan dari hantaman lahar dingin.
''Bila jembatan ini hancur, lahar dingin akan semakin mudah menghantam daerah-daerah di bawahnya,'' kata Kepala Desa Argomulyo, Sutrisno, Senin.
Kata dia, Kali Opak harus segera ditangani. Bila tidak, hujan di puncak Merapi akan membawa lahar dingin melalui sungai ini ''seperti melewati jalan tol'' tak ada halangan lagi, dan selanjutnya dapat menghantam dusun-dusun di pinggirannya, sampai sejauh ke tempat pertemuan antara Kali Opak dan Kali Gendol di kawasan Rogobangsan, Kecamatan Ngemplak, Sleman.
Menurut R Suprapto, ketua RAPI Sleman, di kawasan puncak Merapi telah terbentuk alur baru yang masuk ke Kali Opak. "Sebelumnya erupsi Merapi 2010 ini, alur tersebut tak ada,'' kata
Sebelumnya, Kali Opak di sebelah rumah Mbah Marijan memang telah datar dengan pasir. "Tapi kini alur itu menjadi tempat dilalui lahar dingin yang turun langsung dari puncak Merapi,'' kata Suprapto.