REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Palang Merah Indonesia (PMI) mendistribusikan 68 ribu masker kepada warga di tiga lokasi yang terkena dampak debu Gunung Bromo, kawasan Probolinggo, sebagai antisipasi hujan debu Bromo.
Menurut Kepala Markas PMI Kabupaten Probolinggo A. Sukarman dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Rabu (29/12), masker itu didistribusikan di Kecamatan Sukapura, Sumber, dan Kuripan Probolinggo. Masker itu dibagikan terutama di jalan-jalan protokol sebagai bentuk anstisipasi hujan debu Bromo, katanya.
"Sebanyak 20 relawan Satuan Penanggulangan Bencana (Satgana) PMI Kabupaten Probolinggo dikerahkan dalam operasi distribusi masker yang dilakukan sejak 29 November hingga hari ini. Selain kepada warga penduduk, pambagian masker ini juga diberikan kepada murid-murid sekolah di wilayah Sukapura," katanya.\
Ia menjelaskan, para relawan yang diturunkan tidak hanya membagikan masker. Mereka juga membantu warga membersihkan debu Bromo setebal 15 cm yang menutupi jalan-jalan protokol di wilayah Sukapura.
"Kondisi hujan debu Bromo terparah, terjadi pada 26 Desember 2010 yang lalu. Hujan abu dan pasir juga menyebabkan puluhan atap rumah warga di Kecamatan Sukapura, Sumber, dan Kuripan runtuh," ujarnya.
Selain masker, laporan Posko Markas PMI Kabupaten Probolinggo menyebutkan, saat ini warga juga membutuhkan bantuan air bersih terutama bagi warga di Desa Wonotoro dan Desa Jetak di Kabupaten Probolinggo.
"Sumber air warga di Desa Wonotoro dan Desa Jetak tidak bisa digunakan karena tercemar dan tertimbun debu Gunung Bromo," imbuhnya. Menurut dia, sejak Gunung Bromo aktif kembali, hujan debu gunung di Kabupaten Probolinggo tersebut telah merusak 6.000 hektar lahan pertanian kentang, kubis, dan wortel di Kecamatan Sukapura, Sumber, dan Kuripan.
"Hingga hari ini, sebanyak 60 personel Satgana dari PMI Kabupaten Probolinggo dan PMI Kota Probolinggo tetap disiagakan untuk siap dikerahkan dalam penanganan bencana Bromo," katanya.