REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bencana banjir lahar dingin yang terus mengancam warga bantaran kali di Yogyakarta sepanjang musim hujan menjadi pekerjaan tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Karenanya untuk meminimalkan dampak negatif dari banjir lahar dingin tersebut, Pemkot setempat meluncurkan sistem peringatan dini banjir lahar dingin Merapi atau early warning system (EWS) di sepanjang bantaran kali di Yogyakarta.
Sistem itu diluncurkan secara resmi oleh Walikota Yogyakarta Herry Zudianto di Kampung Ledok Macanan Kecamatan Danurejan Yogyakarta, Kamis (13/1). Menurut Herry, melalui sistem tersebut masyarakat di bantaran Kali Code Yogyakarta akan memiliki kesiapsiagaan lebih dini jika banjir lahar dingin terjadi. "Masyarakat jadi lebih siap menyikapi bencana yang akan terjadi, mereka bisa lebih menentukan kapan saatnya mengungsi dan kapan tidak," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Herry sempat melakukan ujicoba terhadap sistem tersebut melalui perangkat komunikasi yang tersambung ke ponselnya. Sistem peringatan dini itu menurut Herry, dibangun dengan uang hibah dari BPD DIY sebesar Rp 100 juta.
Kepala Kantor Penanggulangan Kebakaran Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta, Sudarsono mengatakan, pihaknya telah membagikan alat komunikasi berupa handy talky (HT) ke seluruh wilayah yang berpotensi terkena dampak banjir lahar dingin Merapi di Yogyakarta.
"Ada 66 rukun warga (RW) di 14 kelurahan dan di delapan kecamatan yang berpotensi terkena banjir lahar dingin karena letaknya di bantaran kali," paparnya.
Menurutnya, melalui alat tersebut informasi terkait banjir lahar dingin di Kali Code akan disampaikan dengan cepat dan akurat. Informasi terkait banjir lahar dingin tersebut hanya disampaikan dari satu sumber yaitu posko induk Kartika yang terletak di rumah dinas Walikota Yogyakarta.