REPUBLIKA.CO.ID, MUNGKID - Menyusul terjadinya banjir lahar dingin Merapi yang terus berkepanjangan, Pemerintah Kabupaten Magelang mulai 'kehabisan' anggaran untuk penanganan para korban. Anggaran yang dialokasikan untuk penanganan pascabencana erupsi Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Magelang --yang bersumber dari APBD tahun anggaran 2010-- sudah habis.
Akibatnya, untuk penanganan para korban dampak sekunder erupsi Gunung Merapi di wilayah kabupaten ini, sementara hanya mengandalkan dari bantuan pihak ketiga serta anggaran dari Pemprov Jawa Tengah yang masih terbatas. Wakil Bupati Magelang, Zaenal Arifin SE mengatakan, akibat dari dampak sekunder erupsi Gunung Merapi, masih menyisakan sejumlah persoalan bagi warga Kabupaten Magelang.
Tercatat, sejak terjadi banjir lahar dingin hingga saat ini ada sekitar 442 rumah warga yang rusak, hanyut dan roboh. Beberapa rumah warga juga masih terancam jika bajir lahar dingin Merapi masih terjadi. "Rinciannya 104 rumah hanyut, 149 rumah rusak berat, 98 rumah rusak rngan serta 22 rumah masih terus erancam," ungkap Zaenal, usai meresmkan Mushala Al Ikhlas, di MTs Aswaja, Kecamatan Dukun, akhir pekan kemarin.
Saat ini, jelasnya, anggaran yang bersumber dari APBD 2010 sudah habis digunakan untuk menangani para korban. Sementara alokasi anggaran yang sama untuk APBD 2011 masih dalam proses. Sehingga, Pemkab Magelang untuk sementara hanya mengandalkan anggaran yang tersisa dari Pemprov Jawa Tengah serta bantuan dari pihak ketiga yang selama ini masih mencukupi.
Sementara itu, berdasarkan dari data Pemkab setempat, jumlah pengungsi akibat luapan lahar dingin Merapi mencapai 4.599 jiwa yang tersebar di 13 lokasi di lima kecamatan yang ada di kabupaten Magelang. Selama ini, para pengungsi masih menempati sejulah tempat penampungan sementara (TPS), Shelter Box (satu tenda untuk satu keluarga) dan tenda darurat lainnya.
Pada malam hari tinggal di pengungsian, siang hari pulang ke rumah masing-masing. Logistik, utamanya beras masih aman hingga satu bulan ke depan. Uang lauk pauk masih ada, namun jumlahnya kian menipis. Sehingga diupayakan untuk meminta tambahan kepada Pemprov Jawa Tengah.
Selain mengakibatkan korban jiwa, bajir lahar dingin Merapi yang terjadi di wilayah kabupaten Maelang ini juga menimbulkan kerugian harta benda serta kerusakan berbagai infrastruktur publik. Sementara kebutuhan makan dan lauk pauk per orang sebesar Rp 4.000 per hari. Jadi besar pengeluaran logistik untuk sekitar 4.000 pengungsi sejumlah Rp18 juta per hari.